Sektor Properti Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Ini Analisanya

Ilustrasi proyek perumahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

VIVA – Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia menilai bahwa pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa pentingnya hunian yang aman, terjangkau, dan layak, bagi kesehatan serta kesejahteraan setiap orang di seluruh dunia.

Kembangkan Kawasan Hijau, Lippo Cikarang Sudah Tanam 95.427 Pohon

Apalagi, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid menegaskan, dampak COVID-19 itu juga telah menyebabkan penyusutan ekonomi di semua negara. Termasuk memengaruhi industri properti khususnya sektor perumahan.

"Kami meyakini bahwa sektor properti dan perumahan dapat menjadi salah satu pendorong utama pemulihan ekonomi dan sosial di saat negara menghadapi dampak pandemi," kata Arsjad dalam telekonferensi di acara Indonesia Housing Forum 2021, Kamis 14 Oktober 2021.

Tren Investasi sektor Industri Terus Naik, Sinergi Kebijakan Instansi Pemerintah Jadi Sorotan

Karena itu, Arsjad menekankan pentingnya untuk melakukan pembangunan dengan cara yang ramah lingkungan, aman, tangguh, dan inklusif. Terlebih, menurutnya ada empat cakupan peranan properti dan perumahan sebagai pendorong pertumbuhan yang lebih inklusif, yakni pertama adalah untuk membangun kota dan komunitas yang berdaya.

Baca juga: Adik Menko Luhut Resmi Jadi Komisaris Lippo Karawaci

Penyanyi Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

"Ini berfokus kepada bagaimana pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, agar dapat berkontribusi untuk masa depan perkotaan yang berkelanjutan," ujarnya.

Kedua, Arsjad menambahkan bahwa inovasi dan teknologi juga sangat diperlukan untuk solusi penyediaan perumahan dan permukiman. Hal itu dapat dilakukan dengan langkah mengeksplorasi cara-cara, yang jadi solusi perumahan yang terjangkau, dapat diatasi dengan menggunakan solusi dan teknologi perumahan yang inovatif.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid.

Photo :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

Ketiga, lanjut Arsjad, adalah mengembangkan sektor perumahan yang berkelanjutan. Hal itu terkait tentang bagaimana kita bisa melihat cara-cara di mana dimensi lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi dari keberlanjutan perumahan, dapat diselaraskan untuk memastikan kota dan masyarakat yang berkelanjutan dan adil.

Keempat, pembiayaan perumahan yang terjangkau. Yakni soal bagaimana kita memeriksa instrumen pembiayaan dari berbagai pelaku, baik di sektor publik maupun swasta untuk mendanai perumahan yang terjangkau.

Dia berharap, keempat poin ini akan dapat menjadi fokus perhatian dan landasan bersama, dalam kolaborasi antarmitra untuk kebijakan dan solusi praktis yang lebih baik guna meningkatkan akses ke perumahan yang aman, layak, dan terjangkau.

"Dengan adanya kolaborasi seluruh pihak, diharapkan akan membawa dampak positif dalam penyediaan perumahan, baik dalam implementasinya maupun dalam tatanan regulasi dan perencanaan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya