Menteri Basuki Beberkan Tantangan Terberat Penyediaan Rumah Bagi MBR

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat rapat dengan Komisi V DPR RI.
Sumber :
  • PUPR

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan, penyediaan perumahan yang inklusif dan berkeadilan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) masih menghadapi berbagai tantangan berat.

Menteri PUPR Basuki Lapor ke Jokowi Tidak Mau Maju di Pilkada Jakarta

Hal itu diutarakan Basuki dalam sambutannya di acara Indonesia Housing Forum 2021, yang digelar secara virtual melalui sinergi antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Habitat for Humanity Indonesia, dan Universitas Trisakti.

Basuki pun merinci bahwa salah satu tantangan berat itu antara lain adalah masih rendahnya persentase kredit pemilikan rumah (KPR) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, dibanding dengan negara lain.

Siap Pindah ke IKN Juli 2024, Basuki: Istri Saya Sudah Lihat-lihat ke Sana

"Yaitu hanya sekitar 2,9 persen," kata Basuki dalam telekonferensi, Kamis 14 Oktober 2021.

Kendala lainnya menurut Basuki adalah terkait dengan penjalaran kota (urban sprawl). Yang membutuhkan solusi peningkatan perumahan di wilayah perkotaan tanpa merusak kawasan pedesaan. 

Menteri Basuki Ultimatum HK Rampungkan Tol Trans Sumatera Seksi Padang-Sicincin Juli 2024

Hal itu termasuk daerah-daerah produktif pertanian/irigasi. Karena mengingat bahwa pada 2045 mendatang diprediksi ada sebanyak 220 juta penduduk Indonesia yang akan tinggal di daerah perkotaan. 

"Atau meningkat dari 56 persen menjadi 70 persen dari total populasi," ujarnya.

Kendala berat selanjutnya diakui Basuki, adalah karena masih banyaknya rumah tidak layak huni dan backlog perumahan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Pemerintah telah menargetkan peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah layak dari semula hanya 56 persen menjadi sebesar 70 persen.

Baca juga: Sektor Properti Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Ini Analisanya

"Atau ekuivalen dengan 11 juta rumah tangga," kata Basuki.

Di sisi lain, dalam upaya mempercepat penyediaan perumahan di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 telah mencanangkan Program Sejuta Rumah untuk meningkatkan sinergi antar pelaku pembangunan dalam kerangka ekosistem perumahan.

Capaian Program Sejuta Rumah dalam periode 2015-2019 diketahui telah mencapai sebanyak 4,7 juta unit. Di mana 2020 tercatat sebanyak 965 ribu unit dan hingga September 2021 kemarin telah mencapai sebanyak 763 ribu unit rumah.

Ilustrasi proyek perumahan.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Selain itu, lanjut Basuki, upaya pengentasan kemiskinan termasuk untuk penurunan stunting, tidak cukup dilakukan dengan bantuan sosial saja. Namun, membutuhkan dukungan perumahan, air bersih, dan sanitasi.

"Untuk itu, program perumahan ke depan harus menjadi ujung tombaknya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya