September 2021 Impor Vaksin RI Naik 3.100 Persen dari China

Vaksin dari PT Sinovac Biotech, Beijing, Tiongkok tiba di Bandara Soetta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA – Indonesia banyak mengimpor vaksin dari China pada September 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor vaksin dari negara tersebut mengalami lonjakan hingga 3.100,92 persen.

Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan lonjakan impor vaksin ini mendorong nilai impor konsumsi RI yang pada September 2021 tercatat US$1,79 miliar atau naik 59,66 persen dibanding September 2020.

Meski demikian, Margo tidak menjelaskan secara rinci tipe vaksin apa yang naik tajam tersebut. Dia tidak menyatakan vaksin itu naik akibat vaksin untuk COVID-19 atau vaksin jenis lainnya.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

Baca juga: Baru Diresmikan Jokowi, Intip Hotel Buat Acara G20 di Labuan Bajo

"Dominasi impor konsumsi itu adalah impor vaksin itu dari China meningkat 3.100,92 persen," mata dia saat konferensi pers, Jumat, 15 Oktober 2021.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Selain ditopang lonjakan impor vaksin, impor barang konsumsi dikatakannya juga didorong oleh impor daging kerbau yang naik 57,90 persen. Daging ini berasal dari India dan Australia.

"Kemudian bahan obat-obatan secara year on year naik 73,94 persen. Itu negaranya dari Jerman, Jepang dan India," tegas Margo.

Secara keseluruhan BPS telah mengumumkan, impor Indonesia pada September 2021 mencapai US$16,23 miliar. Turun 2,67 persen dibanding bulan lalu dan naik 40,31 persen dibanding September 2020.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, total impor ini terdiri dari impor barang konsumsi senilai US$1,79 miliar, bahan baku atau penolong US$12,09 miliar dan barang modal US$2,35 miliar.

Sebagai informasi, Pemerintah terus mempercepat vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia terutama di wilayah aglomerasi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 pada saat libur Natal dan Tahun Baru.

"Vaksinasi tidak boleh mengendur. Justru saat kasus positif COVID-19 tengah rendah, vaksinasi harus ditingkatkan terutama bagi lansia dan kelompok rentan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Kamis 14 Oktober 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Fokus pemerintah adalah mempertahankan kasus aktif serendah mungkin dalam waktu yang lama dengan penurunan kasus yang konsisten. Pemerintah juga terus mengevaluasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di berbagai daerah di Indonesia.

Berdasarkan evaluasi PPKM yang dilakukan secara periodik, lanjutnya, peningkatan kasus COVID-19 berpotensi terjadi setelah acara keagamaan atau liburan. 

"Hal ini karena mobilitas masyarakat meningkat tajam dan pergerakan massa yang signifikan tidak terelakkan," ujarnya.

Johnny memaparkan, pemerintah juga telah menyiapkan strategi antisipasi COVID-19 menjelang libur Natal dan Tahun Baru, salah satunya dengan memastikan pelonggaran aktivitas diikuti pengendalian lapangan yang ketat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya