Ekonomi China Melambat, Ada Peluang RI Ambil Keuntungan

Kota Shanghai.
Sumber :
  • BusinessInsider

VIVA – Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2021 ternyata masih terdapat peluang bagi Indonesia untuk mengambil keuntungan.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, peluang itu terletak dari semakin besarnya potensi relokasi industri dari negara tersebut.

Sebab, salah satu penyebab melambatnya ekonomi China pada kuartal III-2021 adalah krisis energi yang melanda beberapa negara di dunia, sehingga banyak industri yang tutup.

Cyber Crime Can Threaten Southeast Asia as Digital Technology Advances

"Ini harus menangkap peluang. Kalau krisis energi di China kita bisa dorong relokasi pabrik-pabrik ke Indonesia, jadi harus ada perencanaan jangka panjang," tegas dia, Senin, 18 Oktober 2021.

Menurutnya, peluang itu tercipta besar meskipun secara umum dampak dari krisis energi yang melanda China akan langsung berdampak pada kinerja ekspor-impor Tanah Air.

Alasan Negara Arab Lebih Pilih Dukung Israel daripada Iran, Khawatir Perang Makin Luas

"Karena banyak pabrik yang shutdown karena kekurangan listrik di China pasti produksi turun berarti ekspor atau impor yang dikirim ke Indonesia pasti akan terganggu," paparnya.

Di sisi lain, dia juga mengatakan, kondisi yang perlu diantisipasi dari krisis energi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China adalah potensi naiknya inflasi.

"Efek naiknya harga minyak dan batu bara ini terhadap naiknya beban biaya operasional dan produksi usaha di Indonesia yang juga akan berimbas luas terhadap daya beli," tutur dia.

Oleh sebab itu, dia mengatakan, pada kuartal III-2021 pada dasarnya tidak ada harapan untuk ekonomi Indonesia bisa kembali melesat seperti kuartal II-2021 di level 7 persen.

"Jadi kalau kuartal III pun ketika positif itu perkiraannya hanya kisaran 3,5 persen, jadi tidak mungkin lagi ada proyeksi pertumbuhan 7 persen seperti di kuartal II," ungkap Bhima.

Kabut tebal akibat polusi kendaraan dan industri di Kota Beijing, China.

Photo :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2021 tercatat hanya tumbuh sebesar 4,9 persen. Capaian itu tentu mengecewakan karena aktivitas industri naik tapi di bawah ekspektasi yang diharapkan pada September.

Dilansir dari CNBC pada Senin 18 Oktober 2021, Biro Statistik Nasional China mencatat PDB kuartal III-2021 hanya 4,9 persen dari tahun lalu, dan itu meleset dari ekspektasi analis yang perkirakan 5,2 persen.

Dalam laporan tersebut, dijelaskan juga bahwa pertumbuhan produksi industri China tercatat naik sebesar 3,1 persen pada September, tapi angka itu di bawah proyeksi analis yang sebesar 4,5 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya