Rupiah Melemah ke Level Rp14.114 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada perdagangan Kamis, 21 Oktober 2021. Rupiah bergerak tertekan ke kisaran atas Rp14.110 per dolar AS.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Di pasar spot, hingga pukul 09.45 WIB rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.114 per dolar AS. Melemah 0,27 persen dari penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.076.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir kemarin berada di level Rp14.080 per dolar AS, menguat dari nilai tengah hari sebelumnya di level Rp14.096.

Rupiah Sentuh Rp 16.200 per Dolar AS, Begini Prediksi Terbaru Astronacci

Dikutip dari Tinjauan Ekonomi dan Pasar Harian Office of Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, pergerakan rupiah ini disebabkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan terhadap potensi naiknya US Treasury (UST).

"Perlu diwaspadai kenaikan UST tenor 10Y (10 tahun) yang cenderung mengalami kenaikan," katanya hari ini.

Rupiah Terperosok ke Rp 16.270 per Dolar AS

Baca juga: Kereta Cepat Dinilai Bakal Dongkrak Daya Saing RI, Ini Penjelasannya

Nilai Tukar Rupiah Dollar

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sebagai informasi, kemarin, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun meningkat di atas level 1,6 persen. Ini disebutkan karena pengaruh ekspektasi kenaikan inflasi dalam beberapa bulan ke depan.

"Secara umum kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup baik dan didukung juga oleh kebijakan akomodatif, baik dari BI maupun Pemerintah," tegasnya.

BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh pada kuartal III-2021. Hal ini didukung oleh kinerja ekspor yang membaik serta aktivitas konsumsi masyarakat yang meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat.

Hal ini juga terverifikasi oleh leading indicator BI, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen dan PMI manufaktur yang terus membaik. Secara keseluruhan BI memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2021 sebesar 3,5-4,3 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya