Kemenag: Pesantren Miliki Potensi Ekonomi yang Sangat Besar

Ilustrasi pelaku usaha UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

VIVA – Kementerian Agama menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan ekonomi umat berbasis tokoh agama yang diikuti oleh 100 orang peserta dari kalangan tokoh agama di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, untuk mendorong para tokoh agama berperan dalam kegiatan kewirausahaan dan penguatan ekonomi umat.

Lebih Rendah dari Vietnam dan Filipina, Ekonomi Indonesia Diramal IMF Tumbuh Cuma 5 Persen

"Pesantren memiliki potensi ekonomi yang sangat besar yang bermanfaat bagi umat Islam dan masyarakat luas," kata Rizky Riyadu Taufiq, Kepala Subbagian Tata Usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan, Bimbingan Masyarakat dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 21 Oktober 2021.

Pemberdayaan ekonomi pesantren, kata Taufiq, dapat dilakukan dengan cara memberikan memperoleh dukungan pelatihan, pendampingan, inkubasi dan dukungan teknis serta akses permodalan. Bisnis yang dijalankan oleh pesantren atau tokoh agama perlu menyesuaikan dengan potensi dan segmentasi pasar.

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Menurut Taufiq, kewirausahaan pesantren berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya ekonomi umat yang kokoh.

"Kami senantiasa melakukan riset pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren atau tokoh agama dan mendorong semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun tokoh agama," ujarnya.

ADB Proyeksikan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9 persen pada 2024

Gedung Kementerian Agama Republik Indonesia

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Pengasuh Pesantren Al-Amin Sarang Rembang, Gus Abdullah Muava’ Ali, merespons positif penyelenggaraan kegiatan ini. Dia menyatakan bahwa pemberdayaan ekonomi umat perlu dikembangkan agar dapat menciptakan santri yang ahli agama dan bisnis. 

"Islam di Indonesia disebarkan oleh ulama saudagar. Nabi Muhammad pun seorang pebisnis andal. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi umat harus mendapat perhatian besar," kata Gus Muava’.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya