Alasan Menteri Basuki Pantau Lagi Proyek yang Telah Beroperasi

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di SPAM Banjar Bakula, di Kalimantan Selatan.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya di Kalimatan Selatan kembali mengecek sejumlah proyek infrastruktur yang telah diresmikan dan beroperasi.

Proyek Kereta Cepat Dilanjutkan Sampai Surabaya, Luhut Bentuk Tim Percepatan dengan China

Proyek yang kembali ditinjau Basuki adalah Sistem Pengolahan Air Minum atau SPAM Regional Banjar Bakula dan Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPAS) Banjar Bakula di Banjar Baru, Kalimantan Selatan.

Untuk SPAM Regional Banjar Bakula, Basuki mengatakan akan melayani tiga wilayah administratif. Dan untuk tahap satu sudah selesai dengan mengaliri air sebanyak 250 liter per detik.

Kejar Target Pembangunan, Pekerja Proyek IKN Mudik Diantar Pakai Hercules

Baca juga: Heboh Jembatan Cantik Ikon Baru Kota Banjarmasin 

Sedangkan, untuk tahap kedua, Basuki menargetkan proyek tersebut akan selesai pada Desember 2021 dan sekarang progres proyek telah mencapai 88 persen dan nantinya akan mengaliri air bersih sebanyak 500 liter per detik.

Kisah Julukan 'Ratu Kemiri' Istri Bupati Manggarai dalam Dugaan Jual Beli Proyek APDB

Proyek SPAM Banjar Bakula tahap satu memiliki nilai investasi sebesar Rp59,64 miliar yang dibangun pada 2014-2016. Sedangkan, tahap dua memiliki nilai investasi Rp86,17 miliar dan sekarang dalam proses pembangunan.

"Insya Allah proyek SPAM tahap dua ini bisa meningkatkan service PDAM kepada masyarakat. Sehingga, dengan tambahan SPAM tersebut akan menambah 74 ribu pelanggan baru," jelas Basuki di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di TPAS Banjar Bakula, Kalsel.

Photo :
  • VIVA/Dusep Malik

Sementara itu, Panglima Infrastruktur tersebut juga menjelaskan untuk TPAS Banjar Bakula, saat ini telah beroperasi dengan baik dengan kapasitas mencapai 640 ribu ton sampah dari lima kabupaten di Kalsel.

TPAS ini sampahnya menggunakan sanitary landfill atau sampahnya akan ditutup dengan tanah. Sehari, mencapai 240 ton dengan model recycling sehingga diperkirakan mampu menampung sampah lebih dari 7-10 tahun.

Proyek ini sendiri telah dibangun pada 2017-2018, dengan biaya investasi mencapai Rp149,9 miliar. TPAS ini menggunakan teknologi sanitary landfill dengan luas tanah mencapai 15 hektare.

"Karena ini 2020 sudah diresmikan oleh Presiden, saya kembali melihat beroperasi atau tidak. Dan bila kurang akan dibantu, sehingga setiap proyek yang dibangun harus bermanfaat dan harus tepat fungsi," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya