Investasi Properti saat Krisis Bisa Cuan Besar, Ini Penjelasannya

Pengunjung melihat maket rumah di pameran properti di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Pelaku industri di sektor properti mengungkapkan bahwa bisnis di sektor ini semakin menjanjikan saat ini di tengah perbaikan kondisi makro ekonomi. Meskipun ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih.

Bos Indodax Ungkap Langkah Krusial agar Cuan Kelola Aset Kripto

Presiden Direktur Era Indonesia Darmadi Darmawangsa mengatakan, arah dan strategi pemulihan ekonomi yang tepat oleh Pemerintah akan menstimulus sektor properti dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Apalagi, sejarah mengungkapkan baru kali ini Pemerintah memberikan insentif uang muka atau down payment (DP) nol persen dan insentif pajak dalam durasi waktu yang lama. Oleh sebab itu, investasi properti saat ini dikatakannya menjadi sangat baik.

Sidang Putusan Sengketa Pilprres di MK, Pedagang Tikar hingga Topi Rimba Raup Cuan

"Insentif ini tidak pernah terjadi selama ini, pertama DP 0 persen untuk pembelian properti, yang kedua memberikan insentif pajak PPN, dan sepertinya enggak ada negara yang berikan kelonggaran seperti ini. Jadi ini adalah kesempatan,” jelas Darmadi dikutip dari keterangannya, Kamis, 21 Oktober 2021.

Dia menambahkan, masa krisis justru menjadi waktu yang tepat untuk membeli properti. Karena harga sedang terkoreksi di mana-mana sehingga pengembang juga memberikan insentif yang besar.

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

“Kapan waktu terbaik beli properti? yang pertama, 10-20 tahun lalu. Kedua, pada saat krisis adalah waktu yang baik, karena harga sedang terkoreksi di mana-mana, sehingga developer memberikan insetif. Suku bunga KPR lagi rendah-rendahnya, dan bunga deposito lagi turun," katanya.

Disampaikan Darmadi, membeli properti yang perlu dilihat pertama kali selain kredibilitas pengembang. Yakni aksesibilitasnya karena akan mendukung produktivitas dan mobilitas individu.

“Lokasi itu penting, dan yang tidak kalah penting adalah aksesibilitas. Kalau mau kemana-mana gampang, orang suka. Perlu diingat juga untuk membeli properti pada pengembang yang reputasinya baik dan tepercaya," tegas dia.

Darmadi mencontohkan Podomoro Golf View yang terletak di Cimanggis, Depok, Jawa Barat mencerminkan kawasan yang sangat mudah diakses dan dijangkau. Hunian ini akan dilengkapi dengan Transit Oriented Development (TOD).

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Fosil yang Pensiun 2030 Bakal Diganti EBT

Kawasan hunian berbasis TOD kata dia, memudahkan pergerakan orang-orang yang tinggal di kawasan tersebut. Selain memiliki sejumlah titik TOD. PGV juga terkoneksi dengan dua akses tol yang sangat dekat, yakni hanya 100 meter dari exit tol Cimanggis.

Menariknya stasiun Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta berada di dalam kawasan yang akan memudahkan masyarakat akses moda transportasi massal dengan waktu hanya 15-20 menit ke pusat Jakarta, tanpa macet, hemat energi, hemat waktu, hemat biaya.

Sementara itu Pengamat Transportasi Universitas Indonesia Alvinsyah mengatakan bahwa akses tol yang dekat dengan PGV, secara prinsip sangat menguntungkan bagi penghuni kawasan tersebut, khususnya bagi mereka yang mengendarai mobil.

Ilustrasi surat perjanjian jual beli dalam transaksi properti.

Photo :

“Secara prinsip akan sangat menguntungkan dengan adanya jalur LRT Cibubur - Dukuh Atas yang diperpanjang ke Bogor dan keberadaan stasiun di kawasan properti tersebut (PGV)", ujarnya.

Alvinsyah mengatakan, akses transportasi dan kemudahan akses merupakan pertimbangan utama dalam memilih tempat tinggal. Karena itu, katanya, pengembang memang perlu menyediakan akses yang multimoda sehingga masyarakat mempunyai pilihan.

“Jadi idealnya pengembang sebuah kawasan properti memprioritaskan akses angkutan umum seperti menyediakan layanan shuttle service yang berfungsi sebagai feeder angkutan massal atau yang langsung melayani ke pusat-pusat kegiatan kota,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya