Pemakaian Energi Fosil Naik, Bauran EBT Anjlok 0,3 Persen

Ilustrasi sumber energi terbarukan.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui alih-alih menambah porsi bauran energi baru terbarukan (EBT), tapi nyatanya per kuartal III-2021 realisasi bauran EBT justru mengalami penurunan. Angka penurunan ini menjadi 10,9 persen dibanding akhir tahun 2020 yang mencapai 11,2 persen.

Strategi PLN Indonesia Power Pastikan Pasokan Listrik saat Mudik Lebaran Aman

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan, penurunan disebabkan karena kenaikan penggunaan energi fosil sehingga mempengaruhi porsi bauran EBT di kuartal III-2021 tersebut.

"Ada kenaikan dari sisi pembangkit (listrik) berbasis fosil. Tapi, ini tidak diterjemahkan (bahwa upaya penambahan porsi) EBT-nya berkurang," kata Dadan dalam telekonferensi, Jumat 22 Oktober 2021.

Geopark Merangin, Situs Ratusan Juta Tahun yang Jadi Warisan Dunia UNESCO

Dadan membeberkan beberapa target porsi bauran EBT yang telah dipatok dan harus dicapai tiap tahunnya. Dia menyebut, target bauran EBT sampai tahun 2025 nanti sebesar 23 persen.

"Nah, kalau (tahun) 2021 berdasarkan RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) kan 23 persen," ujarnya.

Menguak Sejarah dan Penyebab Selat Muria yang Hilang

Sumber energi terbarukan.

Photo :
  • ANTARA

Namun, Dadan mengakui sejak 2018, 2019, dan 2020, capaian bauran EBT tahunan yang bisa diraih selalu berada di bawah target RUEN tersebut.

Meski demikian, Dadan mengatakan ada dinamika naik-turun terkait realisasi bauran EBT secara tahunan itu, tidak serta merta menunjukkan kegagalan dalam upaya meningkatkannya.

Sebab, sejumlah progres kemajuan di sektor-sektor EBT di Tanah Air juga masih menunjukkan adanya sejumlah capaian-capaian positif.

"Kita turun dari segi presentase iya, tapi sebetulnya kalau dilihat dari lapangan terjadi penambahan," sebutnya. 

Dia mengatakan hingga September 2021 sudah ada penambahan pembangkit listrik.

"Sampai September (2021) itu kita ada pembangkit (listrik) baru 386 MW, 130 MW PLTA, 19,5 MW PLT Bioenergi, 71,26 MW PLTM, 55 MW PLTP, dan 17,88 MW dari PLTS atap. Sehingga nanti kita punya pembangkit di akhir tahun ini sekitar 11,3 GW," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya