Kejar Target Tekan Emisi Gas Rumah Kaca Perlu Komitmen Seluruh Sektor

Ilustrasi emisi gas rumah kaca.
Ilustrasi emisi gas rumah kaca.
Sumber :
  • Pixabay

Baca juga: Tak Batasi Angkutan Logistik Kala Pandemi, Kemenhub Ingatkan Ini 

Targetnya, pada 2024 nanti terjadi penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 13,2 persen dari tingkat emisi 2019. Emisi GKR merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim yang dapat mengancam kehidupan bangsa. Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung berbagai upaya dalam rangka menanggulangi perubahan iklim. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan Nadia Hadad menyoroti tentang pekerjaan rumah Pemerintah yang masih belum optimal merestorasi lahan gambut. Dia berharap moratorium perkebunan sawit menjadi satu faktor penting untuk perlindungan lahan gambut.

Total lahan gambut yang telah direstorasi pada kawasan budidaya berizin/konsesi Hak Guna Usaha dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan, hanya mencapai 143.448 hektare dari target 1.784.353 hektare sampai tahun 2020 atau hanya 8 persen dari target. Sementara lahan gambut yang berhasil direstorasi pada kawasan non-izin (HL, HP, KK, APL) baru mencapai 682.694 dari target 892.248 hektare sampai tahun 2020 (77 persen dari target). 

Chief Executive Officer Yayasan EcoNusa Bustar Maitar mempersoalkan tentang kondisi hutan mangrove yang terus mengalami kerusakan. Luas hutan mangrove dunia seluas 16,5 juta hektare, dari luasan itu  33 persen ada di Indonesia. Dalam empat tahun terakhir terjadi kerusakan dan paling banyak kerusakan di Indonesia. 

"Faktor penyebab utama kerusakan alih fungsi lahan seperti tambak, perkebunan sawit, pertanian dan lain-lain," tambahnya.