Sempat Banting Harga, Pegiat Wisata di Bali Kini Mulai Optimis

Vila di Kawasan Pererenan, Badung Bali
Sumber :
  • VIVA/ Eduward Ambarita

VIVA – Pariwisata Bali perlahan-lahan mulai menggeliat dan bergairah. Hal itu tampak dari para turis domestik dan asing, yang mulai memadati sejumlah lokasi wisata favorit mereka di Pulau Dewata.

Labuan Bajo Siap Sambut Wisatawan! Temukan Peluang Baru di Webinar Outlook Kepariwisataan NTT

Seperti halnya yang terlihat di kawasan Pererenan, Badung. Dimana tingkat okupansi para pelancong memilih penginapan bergaya vila, mulai meramaikan. Walau tidak penuh, tetapi sejumlah vila mulai diisi para pelancong.

Salah satu pengelola, Bramestyo Haryputra, menceritakan bahwa tempat penginapan yang dikelola bersama temannya tersebut kini sudah mulai diisi para turis.

Pembangunan Jalan Kelok 18 di Jalur Lingkar Selatan akan Berdampak ke Pariwisata Gunungkidul

"Satu bulan belakangan ini mulai sudah ada tamu yang masuk. 2 bulan (kemarin) kosong, beneran kosong, tidak ada tamu sama sekali," kata pria yang akrab disapa Bimo ini saat berbincang dengan VIVA, Minggu 24 Oktober 2021.  

Memulai usaha di sektor ini, baru dilakukannya. Disaat baru itu, justru pandemi datang dan menghantam pariwisata Bali. "Kita baru buka vila ini dua tahun, baru tiga beroperasi langsung pandemi," tutur Bimo dalam perbincangan.

Tingkatkan Kualitas SDM Tenaga Kerja Indonesia, Kemnaker Gelar Business Meeting Sektor Pariwisata

Diskon Besar-besaran Hingga Kuras Tabungan

Bimo dan temannya Eric Reynaldo, yang membuka usaha tempat penginapan bernama Vila Derupadi itu sempat berpikir keras. Lantaran tidak ada sepersen pun pemasukan. Sebab, dengan rata- rata sewa sebelum pandemi atau waktu yang normal yakni Rp1,5 juta, menjadi kosong sama sekali. Bahkan mereka terpaksa membanting harga sampai Rp900 ribu.

"Malah kemarin waktu ada varian delta (COVID-19) kita sempat kasih diskon sampai Rp700 ribu," ujar Bimo.

Perlahan-lahan sejumlah tamu mulai datang. Beberapa tamu belakangan mulai menempati vila mereka tersebut. Memang di masa pandemi, untuk kedatangan tingkat okupasi bisa dihitung dengan jari atau hanya 10 persen terisi.

Walau demikian, kini Bimo seperti memperlihatkan aura optimisme bahwa Bali akan segera bangkit. Sudah sejak September lalu, para pelancong sudah mulai berdatangan.

Sebagai pengelola vila, tempat penginapannya memang menyasar para pelancong dengan budjet menengah. Bukan untuk para wisatawan berkantong tebal.

"Karena daerah kita ini bersebelahan dengan Canggu. Jadi para turis itu banyak memilih penginapan atau nggak di Canggu ya di Pererenan," ujar pria berusia 31 tahun itu yang sudah menatap di Bali enam tahun.

"Para pengunjung itu kan mereka rata- rata sekali menginap minimal tiga malam," sambungnya.

Selain sebagai pengelola vila, Bimo juga adalah seorang musisi yang sehari-harinya reguler manggung di berbagai kafe, restoran. Namun akibat pandemi, nasibnya hampir sama. Pendapatan turun drastis, dan terpaksa menguras tabungan yang ada.

Karena sudah hampir satu tahun lebih berbagai kegiatan di Bali hampir terhenti kala wabah, membuat orang di seluruh dunia takut ke luar rumah.

"Seperti di daerah Canggu dan Perenanan ini, vila kan terisi bisa dibilang 60 turis asing dan 40 persen dari kita (lokal/Indonesia)," kata dia.

Dia terus berharap, agar situasi kembali normal dan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata, bisa kembali bernafas. Tingkat kesadaran masyarakat pun kini dinilainya cukup tinggi, dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Ya semoga saya berdoa Bali segera pulih termasuk tempat-tempat wisata lain di Indonesia. Karena kan pemerintah sudah gencar menggenjot vaksin dan masyarakat semakin ke sini makin sadar dengan protokol kesehatan. Jadi turis dan masyarakat merasa aman," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya