Menteri Basuki Beberkan Upaya PUPR Ikut Kurangi Emisi Karbon

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Batu Payung, Goa Cermin, Labuan Bajo.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, sejalan dengan komitmen Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim, Kementerian PUPR berkomitmen untuk terus ikut berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi karbon melalui berbagai model pembangunan infrastruktur.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Berbagai upaya yang dilakukan antara lain seperti mendorong penerapan ketentuan Bangunan Gedung Hijau (BGH) sesuai amanat PP No. 16 Tahun 2021, yang dilengkapi dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau.

"Untuk itu telah direncanakan pencanangan sertifikasi BGH melalui penetapan tenaga pelatih dan asessor, serta penyiapan petunjuk teknis penilaian kinerja BGH yang mencakup bangunan gedung, hunian hijau masyarakat (H2M), dan kawasan hijau," kata Basuki dalam telekonferensi, Rabu 27 Oktober 2021.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Baca juga: Kata Menteri PUPR Soal Bahaya COVID-19 dan Perubahan Iklim Sama

Secara fisik, Basuki memastikan bahwa BGH telah diwujudkan dalam sejumlah pembangunan, seperti di gedung kantor Kementerian PUPR, pasar tradisional, dan rumah susun hemat energi.

Kejar Target Pembangunan, Pekerja Proyek IKN Mudik Diantar Pakai Hercules

"Serta memanfaatan energi terbarukan dalam bangunan gedung," ujarnya.

Selain itu, dalam upaya mengurangi emisi karbon dari sektor persampahan, Basuki memastikan bahwa telah dilakukan dengan melanjutkan program-program Sanimas di 212 lokasi dan TPS3R di 98 lokasi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di TPAS Banjar Bakula, Kalsel.

Photo :
  • VIVA/Dusep Malik

Tujuannya tak lain yakni untuk mengurangi pencemaran dari buangan limbah domestik di Sungai Citarum, dan modernisasi TPA dengan sistem pengelolaan gas landfill menggunakan teknologi flaring.

Kemudian, lanjut Basuki, tujuan lainnya yakni sebagai percontohan pemanfaatan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), sebagaimana yang dilakukan di wilayah Cilacap, serta pemanfaatan sampah plastik dalam pembangunan jalan yang sudah mencapai 22,7 KM dalam rentang 2019-2020.

"Dengan adanya pembangunan tersebut, kita berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 58 persen pada sektor bangunan dan 5 persen pada sektor persampahan secara global," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya