Cara Erick Thohir Jaga Pasar RI Tak Jadi Pertumbuhan Bangsa Lain

Menteri BUMN Erick Thohir di masjid Istiqlal, Jakarta.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui di era digitalisasi dan pandemi COVID-19 saat ini banyak perubahan besar di kehidupan manusia sehingga harus adaptasi dan ikut berdampak ke ekonomi.

Kata PSSI Usai Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong

Di era saat ini, Erick juga mengakui kesenjangan antara kaya dan miskin, besar dan kecil semakin melebar dan itu menjadi rahasia allah yang perlu menjadi instrospeksi semua kalangan.

Untuk itu, dari kondisi tersebut Kementerian BUMN sangat konsen akan tujuan utama berbangsa, di mana pihaknya harus mengintervensi. Sebab, 1/3 ekonomi Indonesia pergerakannya ada di BUMN.

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.192 Per Dolar AS, Investor Cermati Dinamika Konflik Timur Tengah

Baca juga: Erick Thohir: Santri Bisa Buat Ekonomi Syariah RI Terbesar di Dunia

"Sejak awal kita ubah strategi besar BUMN tidak hanya memastikan secara korporasi BUMN bisa bersaing di era global sebagai ketahanan ekonomi Indonesia. Kita ingin pastikan program BUMN punya keberpihakan intervensi kesenjangan yang makin melebar tersebut," Jelas Erick dalam peluncuran Gerakan Pemuda Emas, di Jakarta, dikutip Jumat 29 Oktober 2021.

Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2027

Tak hanya itu, Erick menjelaskan peran BUMN juga sangat dibutuhkan saat ini, di mana besarnya pasar Indonesia harus menjadi pertumbuhan ekonomi buat bangsa Indonesia, sehingga kemandirian ekonomi harus berkelanjutan.

"Saya yakin kita semua tidak mau market kita jadi pertumbuhan bangsa lain. Untuk itu mari kita sama-sama buka hati, buka tangan saling berangkulan bagaimana intervensi market kita buat ekonomi Indonesia," tegasnya.

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II layang/elevated - Waskita Karya

Photo :
  • ANTARA FOTO/Paramayuda

Erick mengungkapkan, agar kemandirian ekonomi Indonesia tetap berjalan , pihaknya meminta para direksi BUMN juga bisa merdeka untuk berdaulat. Di mana tidak anti perubahan atau persaiangan melainkan bisa membuka lapangan kerja dan membuka kesempatan usaha.

Tak hanya itu, BUMN kata Erick juga terus mendorong pengembangan UMKM di Indonesia dengan menciptakan lokomotif baru untuk pendanaan sektor tersebut, terlebih pendanaan untuk UMKM baru 20 persen.

"Bancmark dengan negara tetangga kita, perbankan di Malaysia, Thailand angkanya 50 persen itu untuk UMKM, di kita baru 20 persen, artinya ada kesempatan dan mendorong itu yang harus kita lakukan," ujar Erick.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya