Investor Inggris Siap Tanam Modal US$9,29 Miliar di Indonesia

Presiden Joko Widodo menghadiri KTT COP26 yang dilaksanakan di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo langsung menggelar pertemuan setibanya di Glasgow, Skotlandia, sebelum mengikuti pertemuan atau Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim COP26.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Sebelum mengikuti KTT Iklim, Presiden menemui beberapa investor besar asal Inggris Raya, Senin pagi waktu setempat dalam jamuan CEOs Forum.

"Saya baru saja menghadiri KTT G20 di Roma,” ujar Presiden mengawali pembicaraan, Senin 1 November 2021.

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Presiden Joko Widodo menghadiri KTT COP26 yang dilaksanakan di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Baca juga: Sosok Cucu Luhut, Faye Simanjuntak yang Masuk Forbes 30 Under 30

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempat Jokowi menginap, pembahasan mengenai investasi di bidang ekonomi hijau menguat. Bahkan, Presiden menggarisbawahi pada beberapa hari lalu, dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.

“Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” ujar Presiden.

Selain itu, di sektor energi, Indonesia membuka peluang investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.

Disebut Presiden Jokowi, Indonesia telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU Batubara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar US$25-30 miliar selama 8 tahun ke depan.

“Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” tutur Jokowi.

Tidak hanya itu, Presiden juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral kita seperti nikel, tembaga dan bauksit serta aluminium.

“Saat ini sudah ada US$35 miliar investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik,” tutur Presiden.

Indonesia, lanjut Kepala Negara, juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm sehingga produk dihasilkan akan ramah lingkungan.

Indonesia Siap Jadi Mitra Investor Inggris

Pertemuan dengan CEO dari negeri Ratu Elizabeth II ini diharapkan dapat mengakselerasi realisasi komitmen investasi dari perusahaan yang hadir. Dalam pertemuan sudah ada pembicaraan kesepakatan investasi mencapai US$9,29 miliar guna mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.

“Sekali lagi, Indonesia selalu jalankan komitmennya. Indonesia tidak suka membuat retorika. Tapi kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen. Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi bapak ibu sekalian ke Indonesia sebesar US$9,29 miliar. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi anda,” kata Presiden.

Mendengarkan penjelasan Presiden, para CEOs sepakat menganggap Indonesia adalah tempat yang menarik untuk berinvestasi dan juga mendukung keketuaan Indonesia di G20.

“Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi Foreign Direct Investment (investasi asing). Kita percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia,” ucap salah satu dari CEO.

Adapun para CEO yang hadir dalam kesempatan tersebut bergerak di berbagai macam industri antara lain di bidang renewable energy, sustainable commodities, keuangan serta infrastruktur. Mereka juga berasal dari beberapa perusahaan-perusahaan terkemuka seperti British Petroleum (BP), Jardine Matheson, Mars Wrigley UK, Standard Chartered, HSBC, dan Shire Oak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya