Organda Makassar: Harga Pertalite Naik, Angkot Sesuaikan Tarif

Pertamina jual Pertalite seharga premium beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Pertamina

VIVA – Organisasi Angkatan Darat (Organda) di Makassar, Sulawesi Selatan, mengeluhkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertalite. Padahal BBM jenis Pertalite kini diandalkan sopir angkutan umum untuk menarik penumpang, karena Premium yang lebih murah dan merupakan penugasan pemerintah sangat sulit didapatkan.

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Ketua Organda Makassar, Zainal Abidin menegaskan, kebijakan ini tentunya ini akan semakin menyulitkan rakyat. “Utamanya teman-teman sopir angkot. Pemerintah mesti paham kondisi sekarang ini semua serba sulit di tengah pandemi COVID-19," ujarnya seperti dilansir dari Antara, Kamis, 4 November 2021.

Menurut dia, awalnya harga BBM jenis Pertalite telah disamakan dengan harga Premium Rp6.450 agar masyarakat bisa beralih ke BBM berkualitas. Hal itu sejalan dengan program Langit Biru oleh Pertamina atas kebijakan pemerintah pusat. Alasannya, menjaga lingkungan dari polusi udara karena dampak timbal sekaligus upaya promosi Pertamina untuk mendorong masyarakat meninggalkan BBM jenis premium.

Terpopuler: Pertalite Berubah di Papan Harga SPBU, Bocah Tabrakkan Mobil Jualan Sales

Premium habis - Kelangkaan BBM

Photo :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

Baca juga: Intip Profil Tol Jombang, Lokasi Tewasnya Vanessa Angel dan Suami

Pakar Sebut Fakta Mengejutkan soal BBM Pertalite

Namun belakangan, lanjut dia, secara perlahan-lahan Premium mulai langka ditemukan begitupun harga Pertalite diam-diam dinaikkan dengan dalih normalisasi dimulai harga Rp7.250 dan kemudian naik lagi per tanggal 1 November 2021 menjadi Rp7.850 per liter.

Pihaknya sempat mempertanyakan perihal kenaikan itu, sekaligus menanyakan promosi satu harga sampai kapan berlangsung. Namun, itu tidak mendapat jawaban dari pihak Pertamina setempat, bahkan kenaikan terus berubah-ubah.

"Informasi kami terima dari pemilik transportasi, sopir angkot hingga operator harga Pertalite sudah naik Rp7.850 ribu per liter per 1 November," katanya.

Tidak hanya itu, informasi yang dihimpun dari empat SPBU yang masih menjual BBM jenis Premium di Makassar, untuk mendapatkan bahan bakar itu, butuh waktu lama mengantre, sehingga merugikan waktu bagi para supir angkot.

"Masih ada empat SPBU menjual Premium, yang lain sudah tidak ada. Kalaupun dapat butuh waktu lama antre, ditambah lagi masih ada kendaraan pribadi ikut mengantre, padahal seharusnya mereka menggunakan Pertalite," ujarnya.

Tarif Angkutan Terpaksa Dinaikkan

Pihaknya pun telah berkomitmen bersama pihak Pertamina untuk memberikan pelayanan khusus bagi angkot di empat SPBU menjual Premium dari pukul 06.00 WITA-pukul 12.00 WITA, dan tidak boleh ada mobil pribadi. Tapi fakta di lapangan tidak sesuai komitmen awal.

Guna menyiasati kenaikan itu, Organda pun bersepakat segera menaikkan tarif Rp2.000. Dari harga semula Rp5.000, naik menjadi Rp7.000. Begitu pula dari Rp6.000 naik menjadi Rp8.000 dan Rp7.000 dinaikkan Rp9.000 per penumpang.

"Kami menilai pemerintah diam-diam menaikkan harga, walaupun non subsidi, tapi sudah 99 persen digunakan orang, siapa pun itu. Dari pada ribut di jalan, lebih baik kita sesuaikan tarif. Dampak kenaikan ini tentu akan berpengaruh pada semua sektor ekonomi," katanya.

Menanggapi hal itu Unit Manager Communication, Relation dan CSR PT Pertamina, Marketing Operation Region (MOR) VII, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, tengah melakukan pengecekan di lapangan. Ia pun berdalih masih ada SPBU yang menjual BBM jenis Premium bersubsidi di Makassar.

"Saya cek dulu ya, kan memang promo untuk Pertalite sudah selesai," katanya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya