Ekonomi RI Kuartal III-2021 Cuma Tumbuh 3,51%, Ini Pendorong Utamanya

Dampak RCEP Terhadap Ekspor Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 tidak lagi di dorong oleh konsumsi pemerintah sebagaimana yang terjadi selama merebaknya Pandemi COVID-19. Akibatnya pertumbuhannya hanya 3,51 persen dari kuartal II-2021 yang mencapai 7,07 persen.

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,17 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan, data PDB RI menurut pengeluaran. Ini di tengah pembatasan aktivitas masyarakat selama periode tersebut akibat kebijakan PPKM Darurat atau Level 4 untuk menghadapi Varial Delta.

Margo mengatakan, berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan ekonomi kuartal III- 2021 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang kontribusinya terhadap total keseluruhan pertumbuhan ekonomi di kategori ini sebesar 83,54 persen.

Isu Partai Rival Gabung Dukung Prabowo, Sangap Surbakti Khawatir Bisa Jadi Duri dalam Daging

Namun demikian, dia mengatakan, pertumbuhan terbesar terjadi di kategori ekspor dan impor yang masing-masing sebesar 29,16 persen dan 30,11 persen. Diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang tercatat tumbuh 3,74 persen.

Sementara itu, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dikatakan tumbuh sebesar 2,96 persen, sedangkan konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03 persen dan pertumbuhan terkecil berasal dari konsumsi pemerintah yang hanya 0,66 persen.

Geger Seorang Ulama Pesohor Kritik Nabi Muhammad

"Jadi semua komponen pengeluaran itu pada kuartal III mengalami pertumbuhan. Sangat jelas terlihat pertumbuhan tertinggi di impor dan diikuti dengan ekspor," tuturnya saat konferensi pers, Jumat, 5 November 2021.

Khusus untuk komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuhnya 1,03 persen dikatakannya melambat dari kuartal II yang tumbuh 5,96 persen. Ini karena penjualan komoditas sandang, suku cadang dan aksesoris serta peralatan telekomunikasi terkontraksi.

"Di sisi lain yang menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah karena adanya kontraksi pada jumlah penumpang angkutan rel dan udara baik domestik maupun internasional," paparnya.

Baca juga: COP26, Sri Mulyani Blak-blakan Sebut Negara Maju Gagal Tepati Janji

Demikian juga dengan PMTB yang hanya tumbuh 3,74 persen dari kuartal II yang tumbuh 7,54 persen. Sedangkan konsumsi Pemerintah dikatakannya hanya tumbuh tipis 0,66 persen dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuhnya mencapai 8,03 persen.

Pertumbuhan belanja konsumsi Pemerintah ini dikatakannya ditopang oleh realisasi peningkatan belanja barang dan jasa APBN yang tumbuh 12,40 persen. Sedangkan, untuk belanja pegawai malah mengalami kontraksi cukup dalam yakni hingga minus 12,62 persen.

Dampak RCEP Terhadap Ekspor Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

"Secara yoy pada kuartal III ini jadi tumbuh tipis hanya 0,66 persen. Ini juga melambat dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuhnya 8,03 persen, beberapa penguat kenapa hanya tumbuh 0,66 persen," ungkapnya.

Sementara itu, untuk ekspor dikatakannya tumbuh pesat 29,16 persen namun masih jauh lebih rendah dibanding kuartal II yang tumbuh 31,98 persen. Sedangkan impor juga sama, dari kuartal I tumbuh 31,72 persen menjadi hanya sebesar 30,11 persen pada kuartal III.

"Nah dari sisi pengeluaran, bahwa pada kuartal III 2021 ini ekonomi Indonesia dari sumber pertumbuhannya terbesar dari net ekspor menjadi sumber pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 1,23 persen," papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya