Para Pemimpin Otomasi Dunia Kumpul Bahas Tenaga Kerja Digital

Tenaga Kerja Digital.
Sumber :
  • Dokumentasi UR.

VIVA – Universal Robots, Perusahaan robot kolaboratif (cobot), hari ini memulai acara Collaborative APAC Cobot Expo 2021. Yaitu, acara online di mana para tokoh otomasi di Asia Pasifik berkumpul untuk menjawab tantangan adaptasi bisnis dengan teknologi di masa depan.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Salah satu hal yang dibahas adalah mengenai masalah tenaga kerja. Seperti, yang mulai menua, kekurangan tenaga kerja, hingga cara mengubah aspirasi karir dengan otomatisasi kolaboratif.

Presiden Universal Robots Kim Povlsen mengungkapkan, tidak seperti robot industri tradisional, cobot bersifat kolaboratif dan dirancang untuk bekerja bersama para karyawan hingga manfaat gabungan antara manusia dan robot. Acara online akan menampilkan konsep dan pendekatan baru untuk otomatisasi yang melibatkan kolaborasi manusia-robot yang sempurna.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

"Ketika perusahaan bergerak menuju masa new normal, kami menyaksikan tantangan rantai pasokan dan kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh angkatan kerja yang menua dan pilihan karir yang berbeda. Orang-orang mulai mempertanyakan jenis pekerjaan apa yang harus dilakukan oleh manusia," ujar Kim dikutip dari keterangannya, Selasa, 9 November 2021.

Menurutnya, banyak pekerjaan di bidang manufaktur, perakitan, dan pemrosesan melibatkan pekerjaan yang membosankan, kotor, dan berbahaya. Otomatisasi kolaboratif membuat tren bagi orang untuk naik ke pekerjaan yang lebih menarik.

Kemenkominfo Mengadakan Talkshow Chip In “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”

"Seorang pekerja kini dapat menugaskan 'rekan kerja' (Robot) mereka dengan tugas yang berulang, sementara pekerja itu sendiri dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan strategi inovatif dan menemukan solusi untuk tantangan bisnis dengan kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah mereka," tambahnya.

Baca juga: Setengah dari Masyarakat RI yang Punya Akses, Buta Produk Keuangan

Sementara itu Direktur Regional Asia Pasifik, Universal Robots James McKew dalam pidato pembukaannya di diskusi panel tersebut, berbagi kisah mengenai implementasi otomasi kolaboratif yang sukses di Asia Pasifik.

Berbicara dari perspektif kawasan Asia Pasifik, menurutnya, mengoperasikan sebuah pabrik telah menjadi suatu tantangan karena tenaga kerja yang menua. Hal itu diperburuk dengan gangguan pada rantai pasokan dan kekurangan bahan yang tiba-tiba yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, membuat produsen harus menghadapi transisi.

Cobot UR10e.

Photo :
  • UNiversal Robots

"Dengan semua manfaat yang dapat ditawarkan cobot seperti fleksibilitas dan tapaknya yang kecil, pemilik bisnis dan produsen menyadari bahwa mereka dapat tetap menjadi kompetitif di pasar. Ini memungkinkan lebih banyak aktivitas dalam otomatisasi kolaboratif dan bahkan membawa kembali bisnis yang sebelumnya berada di luar negeri,” kata McKew.

Lebih lanjut Kim menjelaskan, otomasi lebih dari sekadar memiliki robot di seluruh industri untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Saat ini, otomatisasi kolaboratif menawarkan peluang besar bagi bisnis yang siap untuk menerima tren yang berubah dan gelombang otomatisasi.

"Dengan lebih dari 10 juta tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia, kami memperkirakan pertumbuhan cobot akan meningkat secara eksponensial. Ada peluang besar untuk membantu bisnis menciptakan pekerjaan yang lebih berarti dan lebih mempercepat gelombang otomatisasi,” jelas Povlsen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya