Kasus CPO, SMART Tunjuk 2 Auditor Independen

Kelapa sawit.
Sumber :
  • Antara/Maril Gafur

VIVAnews - Dua perusahaan yang tengah berperkara terkait pembelian dan penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), PT SMART Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk sepakat menunjuk dua auditor independen untuk membuktikan tuduhan lembaga swadaya masyarakat internasional, Greenpeace.

Usai pertemuan yang difasilitasi Kementerian Perdagangan, SMART menunjuk Control Union Certification (CUC) yang berkantor pusat di Belanda dan British Standard Institute (BSI Group) di London. Konsultan tersebut merupakan dua dari beberapa alternatif auditor yang diajukan Unilever.

"Menindaklanjuti pertemuan pada 21 Januari 2010, Unilever sudah mengirimkan beberapa alternatif auditor independen yang bisa melakukan verifikasi tuduhan Greenpeace. Dua di antaranya sudah disepakati untuk ditunjuk oleh SMART," kata Sekretaris Perusahaan dan General Manager External Relations Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu 7 April 2010.

Seperti diketahui, kasus itu bermula ketika Unilever mendapatkan laporan dari Greenpeace bahwa operasional SMART dalam memproduksi CPO diduga merusak lingkungan. Menanggapi laporan tersebut, Unilever menghentikan pembelian CPO dari SMART secara sepihak mulai 1 April 2010.

Direktur Utama SMART Daud Dharsono menyatakan, pihaknya masih berkomitmen terhadap kepedulian lingkungan dengan memproduksi minyak sawit yang lestari.

"Untuk itu kami tunjuk konsultan independen untuk memverifikasi tuduhan Greenpeace yang dialamatkan pada kami," ujar Daud.

Daud menjelaskan, dua konsultan independen yang ditunjuk merupakan lembaga sertifikasi yang telah diakui oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sudah berpengalaman melakukan audit, dan sertifikasi minyak sawit.

Dua konsultan tersebut akan mulai bekerja pada akhir April hingga akhir Juni 2010.

"TOR (term of references) sudah disepakati bersama Unilever, dalam satu atau dua pekan ke depan (20 April) akan dilakukan rapat bersama untuk menyusun secara detail rencana kerja. Kami harapkan dalam 8 atau 12 pekan, laporan audit bisa selesai," kata Daud.

Jika hasil audit kedua konsultan tersebut membuktikan tuduhan Greenpeace tidak benar, menurut Sancoyo, Unilever akan kembali membeli CPO dari SMART.

"Apabila sudah mendapatkan bukti dari konsultan bahwa tuduhan tidak berdasar, kalaupun ada sebagian (kebun yang merusak lingkungan) dan sudah diperbaiki, kami akan reconsider," ujar Sancoyo.

Unilever secara global selama ini menggunakan sebanyak 1,3 juta ton CPO dari seluruh dunia. Hampir 50 persen dipasok dari Indonesia.

Selama tidak memasok dari SMART, sebagai gantinya, Unilever masih tetap menggunakan CPO dari Indonesia.

"Ada belasan perusahaan dari Indonesia yang memasok kami, tapi tidak bisa kami sebutkan," ujar dia.

Unilever menggunakan CPO sebagai bahan baku produksi margarin dan sabun.

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar selaku fasilitator pertemuan tersebut menyebutkan, meski kasus tersebut masalah jual dan beli antara perusahaan yang semata urusan bisnis, tapi karena menyangkut aspek yang lebih luas, pemerintah ikut andil di dalamnya.

"Pemerintah punya prioritas terkait berkelanjutannya proses produksi CPO di Indonesia," kata Mahendra.

Wajar saja, sebab Indonesia salah satu negara produsen sekaligus eksportir CPO terbesar di dunia.

arinto.wibowo@vivanews.com

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan
Ilustrasi menabung.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Sebagai generasi penerus bangsa dengan akses yang luas terhadap produk dan layanan keuangan, anak muda seharusnya bisa lebih bijak merencanakan serta mengelola keuangan. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024