Dukung Zero Emisi, PGN Perkuat Infrastruktur dan Pasokan Gas Bumi

Ilustrasi petugas PGN melakukan pengecekan instalasi pipa gas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Upaya pemerintah meningkatkan penggunaan energi bersih menuju zero emisi pada 2060 menjadi peluang PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meningkatkan penjualan gas bumi. PGN sendiri memiliki kemampuan untuk mendukung proses transisi energi melalui ketersediaan pasokan gas dan infrastruktur.

Konsumsi BBM Naik di H-1 Lebaran, Pertamax Turbo Tembus 104 Persen

Direktur Utama PGN Muhamad Haryo Yunianto mengatakan, dalam jangka pendek, PGN akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan sumber pasokan gas bumi. 

Langkah ini sangat strategis mengingat potensi kebutuhan gas bumi di masa depan akan semakin besar. Salah satunya terkait dengan kebijakan bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada 2025 mendatang.

Jaga Ketersediaan di Lebaran, Pertamina Tambah 164.640 LPG 3 Kg untuk Situbondo dan Banyuwangi

Baca juga: 6 Cara Menteri Risma Selesaikan Data Kemiskinan di Indonesia

“Sebagai proses dari rencana penguatan bisnis tersebut, PGN telah mengintegrasikan infrastruktur di Sumatera bagian Utara dan Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk meningkatkan keandalan dan fleksibilitas penyaluran gas ke seluruh segmen pasar. Pembangunan infrastruktur yang semakin terintegrasi ini akan menjadi prioritas utama PGN,” jelas Haryo saat paparan publik secara daring, dikutip Kamis, 17 November 2021. 

Sejumlah Kepala Daerah di Jatim Pastikan Stok LPG 3 Kg Aman

Haryo menjelaskan, beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang saat ini dikembangkan PGN diantaranya adalah konstruksi pipa Senipah-Balikpapan untuk mendukung Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan dengan memanfaatkan sumber gas bumi di Kalimantan Timur. 

Lalu, proyek lainnya adalah memperkuat optimalisasi pipa Gresik-Semarang dengan infrastruktur non-pipa atau disebut beyond the pipe. 

PGN juga dalam proses pembangunan proyek regasifikasi LNG dan mini LNG untuk memenuhi kebutuhan gas di beberapa lokasi di Indonesia bagian tengah dan timur, khususnya dalam penyediaan gas bagi pembangkit PLN. 

Sementara di segmen rumah tangga, PGN terus menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah merealisasikan program jaringan gas rumah tangga atau jargas. 

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar menuturkan untuk 
pembangunan infrastruktur regasifikasi LNG dan juga mini LNG merupakan strategi jangka panjang PGN untuk memperkuat pasokan gas bumi di masa depan. 
"Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya sinergi dan kolaborasi dengan PT Pertamina sebagai holding migas,” ujar Achmad. 

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Sementara itu, Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menuturkan, volume penjualan gas bumi PGN terus meningkat. Hingga September 2021 volume penjualan gas sudah mencapai 873 BBTUD atau tumbuh 8 persen dari periode yang sama tahun lalu. 

Menurut dia, saat ini PGN sedang dalam proses penyaluran gas ke kilang Balongan, Indramayu dan diproyeksikan sebanyak 30 BBTUD. Pasokan gas ke refinery atau kilang minyak ini akan menjadi salah satu pendorong kenaikan volume gas PGN ke depan. 

Untuk itu, Perseroan memproyeksikan dalam 2-3 tahun ke depan kerja sama PGN dengan sejumlah refinery di Indonesia mampu menyerap gas hingga 350 BBTUD. Peningkatan serapan gas ini sejalan dengan sinergi PGN dan Pertamina dalam melakukan konversi operasional kilang Pertamina dari minyak ke gas bumi. 

“Seiring bertambahnya supply yang diperoleh PGN, kami akan terus membuka pasar yang lebih luas bagi pengguna LNG. Beberapa insiaitif yang sedang akan dan akan terus dilakukan adalah menjual LNG secara ritel bagi industri kecil dan menengah. PGN juga menyiapkan LNG Bunkering untuk memenuhi kebutuhan energi bagi smelter yang saat ini sedang tumbuh di Indonesia,” kata Fariz.

Perlu diketahui, kinerja PGN semakin solid sejalan dengan peningkatan penjualan volume gas. Per September 2021 PGN berhasil meraih pendapatan sebesar US$2,25 miliar atau Rp32,04 triliun (kurs Rp14.243 per USD). Sementara laba bersih perseroan tercatat sebesar US$286 juta atau setara Rp4,07 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya