Mendag Lutfi Sebut Ekonomi Digital RI Bakal Tumbuh 800% pada 2030

Mendag Lutfi luncurkan TEI Digital Edition 2021.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemendag.

VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksikan dalam sembilan tahun ke depan pada 2030, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 800 persen. Sektor perdagangan elektronik akan mendominasi pertumbuhan tersebut.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

Karena itu, Lutfi mengatakan, pertumbuhan sebesar ini harus dimanfaatkan anak muda Indonesia dengan menjadi entrepreneur di bidang teknologi. Pelaku usaha muda harus menciptakan disrupsi ekonomi digital dan harus bisa menciptakan nilai tambah di Indonesia.

Hal ini disampaikan Mendag Lutfi saat menghadiri Digital Technopreneur Festival (DTF) 2021 dan Socio Technopreneur Campus (STC) 2021 di Jakarta pada hari ini. Acara ini digelar oleh Kementerian Investasi bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Anggota DPR Ungkap Banyak Pengusaha Mengeluh soal Aturan Impor Produk Elektronik

“Ekonomi digital Indonesia akan tumbuh dari Rp632 triliun pada 2020 menjadi Rp 4.531 triliun pada akhir 2030 atau tumbuh 800 persen dalam sembilan tahun ke depan,” tegas Lutfi, Jumat 19 November 2021.

Menurut Mendag Lutfi, disrupsi di dalam teknologi menjadi hal yang penting untuk pelaku ekonomi baru. Pada 2020, ekonomi Indonesia secara produk domestik bruto (GDP) sekitar Rp15.400 triliun atau setara US$1,1 triliun dan pada akhir 2030, akan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat antara Rp24 ribu-Rp30 ribu triliun.

Bea Cukai Langsa Hentikan Peredaran Rokok Ilegal di Aceh Tamiang

Baca juga: Dunia Sudah Keluaran Insentif US$19 Triliun untuk Tangani COVID-19

Dia menjabarkan, pertumbuhan terbesar, atau sebesar 34 persen, berasal dari perdagangan secara elektronik dengan nilai sekitar Rp1.908 triliun atau US$ 120 miliar. Namun, yang terpenting adalah bidang pendidikan sebesar 3 persen dengan nilai Rp160 triliun dan kesehatan sebesar 8 persen dengan nilai sekitar Rp476 triliun. 

“Pendidikan sangat penting, hari ini, lulusan SMA hanya 60 persen dari angkatan kerja. Di masa yang akan datang harus dikonversi menjadi 99 persen. Untuk mengejar hal tersebut, harus didukung teknologi pendidikan,” jelasnya.

Lebih lanjut Lutfi menjelaskan, pada 2020, ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$44,0 miliar akan tumbuh delapan kali lipat menjadi US$323,6 miliar pada 2030. Artinya, akan tumbuh enam kali lebih besar dibanding Malaysia, tujuh kali lebih besar dibanding Filipina, sembilan kali lebih besar dibanding Singapura, dan empat kali lebih besar dari Vietnam.

Ilustrasi perekonomian dalam digitalisasi.

Photo :
  • vstory

“Jika indeks per kapita naik dari US$162,8 per kapita menjadi sama dengan Malaysia sebesar US$ 1.403,1 per kapita, maka ekonomi digital Indonesia tumbuh menjadi US$417 miliar. Ini merupakan salah satu yang paling besar,” terang Lutfi.

Dia mengungkapkan, tren ke depan di antaranya 5G, Internet of Things (IoT), blockchain, kecerdasan buatan, dan cloud computing akan mengubah dan memengaruhi hidup masyarakat Indonesia. 

“Kelima teknologi tersebut akan menembus batas ruang dan waktu. Teknologi pertanian (agritech), teknologi keuangan (fintech), teknologi Pendidikan (edutech), dan teknologi kesehatan (healthtech) akan berubah selamanya dan ini harus diantisipasi pelaku ekonomi baru di masa yang akan datang,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya