Jokowi Ingin PLN dan Pertamina Bersiap Hadapi Transisi Energi

Presiden Jokowi mencoba mobil listrik Mitsubishi di GIIAS 2021.
Sumber :
  • Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo ingin PT Perusahan Listrik Negara atau PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) untuk bersiap menghadapi transisi energi. Menurut Jokowi, arah transisi energi sudah terlihat dan tidak bisa ditunda lagi. 

Ada yang Berubah dari Pertalite di Papan Harga SPBU

Karena itu, ia meminta kedua perusahaan tersebut untuk memiliki target dan rencana yang jelas menuju net zero emission (NZE). 

"Kita semuanya harus betul-betul bersiap-siap. Memang kita tahu bahwa transisi energi ini memang tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu perencanaanya, grand desain-nya itu harus mulai disiapkan," kata Jokowi dalam pengarahan kepada komisaris dan direksi Pertamina dan PLN, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu 20 November 2021. 

Sean Gelael dan Tim WRT 31 Paling Terdepan, Raih Posisi 1 di Imola

Jokowi menjelaskan transisi energi harus dilakukan, karena suatu saat penggunaan energi fosil akan dihentikan. Sementara, PLN masih menggunakan energi batu bara dalam jumlah yang sangat besar. 

Kata Jokowi, kondisi tersebut juga akan membuat posisi bisnis Pertamina terancam. Sebab minyak dan gas mau tidak mau akan terkena imbas akibat penggunaan mobil listrik yang dipastikan akan segera dimulai di Eropa dan negara-negara lainnya. 

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Harus Ada Target

Untuk tetap bisa bertahan menghadapi perubahan tersebut, Jokowi menilai Pertamina dan PLN wajib memiliki target yang jelas dan terukur baik jangka pendek maupun jangka panjang. 

"Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi kita akan apa, lima tahun ke depan akan apa, 10 tahun ke depan harus sudah setop misalnya, sudah harus konkret dan jelas, dan detail. Bukan hanya makro tapi detail rencana itu ada. Di Pertamina ada, di PLN juga ada. Harus ada," tuturnya. 

Menurut Jokowi, Pertamina dan PLN juga harus memanfaatkan waktu yang masih ada untuk memperkuat pondasi menuju transisi energi dari fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan. 

"Rentang waktu yang masih ada ini gunakan sebaik-baiknya untuk memperkuat pondasi menuju ke transisis tadi dan memang untuk kepentingan yang lebih baik untuk anak cucu kita. Jadi mau tidak mau yang namanya transisi energi menuju ke sebuah energi hijau itu harus. Itu sudah tidak bisa tawar menawar," jelas Kepala Negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya