Seabad Revitalisasi Pendidikan Kelautan di RI, Ini Pesan Menhub

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi inspektur upacara 'Perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan di Indonesia' di STIP Jakarta
Sumber :
  • Kemenhub

VIVA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, revitalisasi pendidikan kepelautan di Indonesia yang sudah dilakukan selama satu abad lebih diharapkan menjadi momentum bagi untuk meningkatkan kualitas SDM kepelautan yang kompetensinya diakui dunia internasional.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Pesan itu disampaikan Menhub saat menjadi inspektur upacara 'Perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan di Indonesia' yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan, di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Rabu 24 November 2021. 

Menhub mengatakan, dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki 17 ribu lebih pulau, Indonesia termasuk dalam negara penghasil pelaut terbesar di dunia. 

Aksi Pelemparan Batu Warnai Pembongkaran Pasar Kutabumi Tangerang

“Kita memiliki visi menjadikan bangsa Indonesia sebagai poros maritim dunia. Oleh karena itu, pendidikan kepelautan dan pelayaran memegang peranan penting dalam menciptakan SDM yang unggul,” kata Budi dalam kegiatan yang mengusung tema 'Bergerak Harmonikan Indonesia Menyongsong Indonesia Emas 2045' itu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

Photo :
  • Kemenhub
Emak-emak Hadang Alat Berat Tolak Pembongkaran Pasar Kutabumi

Menhub pun memaparkan sejumlah capaian yang telah diraih dalam upaya meningkatkan kualitas SDM sektor transportasi laut hingga saat ini. Di antaranya yaitu membangun 10 Perguruan Tinggi Vokasi Pelayaran dan dua Balai Diklat Pelayaran di bawah Kemenhub, 18 Sekolah Tinggi dan Akademi di luar Kemenhub atau swasta, serta 34 SMK Pelayaran Negeri dan Swasta.

Selanjutnya, Budi mengatakan, dari perguruan tinggi pelayaran yang ada di Indonesia pada awal kuartal tahun 2021, sebanyak 1,2 juta lebih pelaut telah berlayar di dalam dan luar negeri. Dari jumlah tersebut, sekitar 28,5 persennya atau sekitar 350 ribu lebih telah bekerja pada perusahaan pelayaran asing yang mengisi berbagai posisi mulai dari rating sampai dengan Chief Engineer dan Captain.

Lebih lanjut, Menhub Budi mengungkapkan, secara konsisten menjalin kerja sama dengan sejumlah negara sahabat, guna meningkatkan kualitas SDM kepelautan. 

“Para Duta Besar juga sering memberikan kuliah umum atau sharing session kepada para taruna-taruni,” ujar Menhub.

Pada acara perayaan kali ini, turut dihadiri sejumlah Duta Besar dari sejumlah negara. Di antaranya Duta Besar Bahrain Ahmed Abdulla Al Harmasi Al Hajeri, Dubes Palestina Dr. Zuhair S.M. Alshun, dan Dubes  Venezuela Radames Jesus Gomez Azuaje dan Wakil Dubes Iran Mahdi Rounagh.

Perkembangan pendidikan kepelautan di Indonesia telah dimulai sejak zaman kerajaan, diawali pada masa kerajaan tertua di Nusantara, yaitu sejak Kerajaan Kutai pada tahun 400 Masehi. Kemudian dilanjutkan pada abad ke-13 melalui Kerajaan Samudera Pasai di Kota Lhokseumawe, Aceh. Dan dilanjutkan kembali pada awal abad ke-16 di Sulawesi Selatan melalui Kerajaan Gowa dan Tallo, atau lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. 

Selanjutnya pada tahun 1915, Belanda yang pada saat itu berkuasa di Indonesia mendirikan sekolah kepelautan di Makassar yang diberi nama “Kweekschool voor Inlandsche Schepelingente Makassar (Sekolah Kejuruan untuk Awak Kapal Pribumi di Makassar)” yang pada Agustus 1946 berganti nama menjadi “Opleiding Scheepvaartschool Celebes untuk tingkat rendah dan Middelbare Zeevaart School untuk tingkat menengah”.  

Kemudian pada tahun 1950 berganti nama menjadi Sekolah Latihan Penyeberangan Laut Sulawesi (SLPS) dengan dua jurusan yaitu Nautika dan Teknika.

Pada Tahun 1953, didirikan Pendidikan pelayaran dengan nama Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) yang menyelenggarakan Program Diploma III (setara dengan BSc), dengan 2 jurusan Nautika dan Teknika (sertifikat kompetensi Klas III). Pada tanggal 27 februari 1957, AIP diresmikan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno dan menjadi Akademi Pelayaran Pertama di Indonesia yang berlokasi di Jl. Gunung Sahari, Mangga Dua Ancol, Jakarta Utara.

Pendidikan kepelautan saat ini semakin berkembang dengan pesat. Pemenuhan terhadap standar pendidikan nasional maupun standar pendidikan pelayaran internasional senantiasa menjadi fokus dari lembaga-lembaga pendidikan pelayaran.

Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota International Maritime Organization (IMO) pada 18 Januari 1961 dan menjadi Anggota Dewan IMO kategori C, serta dengan meratifikasi 26 konvensi IMO, termasuk konvensi dalam bidang kepelautan, Indonesia menjadi terikat untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dunia internasional di bidang pelayaran.

Acara perayaan ini diselenggarakan secara bersamaan di dua tempat, di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Peserta upacara terdiri dari taruna taruni dari sekolah kedinasan Kementerian Perhubungan diantaranya Poltekpel Surabaya, Poltekpel Banten, PIP Makassar, Poltekpel Sumbar, BP3IP, BP2TL.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Plt. Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Capt. Antoni Arif Priadi, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana B. Pramesti, serta Pejabat TNI & POLRI serta Kementerian/Lembaga terkait.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya