Layanan Keuangan Digital Akselerasi Laju Ekonomi, Ini Buktinya

Ilustrasi transaksi di dompet digital atau e-wallet.
Sumber :
  • https://www.theasianbanker.com/

VIVA – Semakin banyaknya perusahaan yang menyediakan layanan keuangan online berupa pinjaman online, produk investasi, dompet digital hingga perencanaan keuangan. Ditegaskan, merupakan bagian dari digitalisasi ekonomi yang terjadi. 

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

Sebab, kehadiran mereka juga menjawab kecepatan pelayanan keuangan yang diharapkan masyarakat. Hal itu pun akhirnya dapat mengakselerasi perekonomian suatu negara, tak terkecuali di Indonesia.

Chief Executive Officer (CEO) DANA, Vincent Iswara mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah menggaet 90 juta pengguna dan mayoritas adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Vincent menjelaskan, tercatat ada 70 persen UMKM lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi. Pelaku UMKM banyak merasakan dampak positif dari hadirnya uang elektronik.

"Jadi data terakhir itu Rp29 triliun, ini pertumbuhan 55 persen dari tahun ke tahun dan angkanya ini bertumbuh kembang, namun masih di tahap awal," kata dia dalam Webinar bertajuk 'Accelerate Economic Recovery Through Digital Finance', dikutip Kamis, 25 November 2021.

OJK Cabut Izin usaha BPRS Saka Dana Mulia Kudus

Menurutnya, pembayaran digital saat ini dapat mendukung transparansi dalam transaksi. Kemudian, efisiensi yang dihasilkan dari pengguanannya membuat kegiatan ekonomi yang dilakukan lebih sederhana.

Ilustrasi dompet digital atau e-wallet.

Photo :
  • Finance Colombia

Selain pembayaran digital, Kemudian, pembiayaan melalui fintech lending juga terus meningkat sampai saat ini. Hal itu terjadi seiring bertambahnya kebutuhan keuangan di masyarakat.

Baca juga: Jokowi Sahkan Danareksa Jadi Holding BUMN Lintas Sektor

Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi mengungkapkan, pihaknya mencatat total fasilitas pinjaman Rp7 triliun sudah dicairkan hingga September 2020.

"Saya percaya bahwa kehadiran kami disini sangat relevan terutama di waktu COVID-19. Karena pandemi menutup, mengunci atau membatasi mobilitas dan juga tidak adanya akses untuk kredit," Adrian Gunadi.

Terkait dengan UKM, Adrian mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi bisnis digital bagi mereka. Mengingat adanya pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha terus dituntut berpikir bagaimana menjaga bisnis agar tetap hidup.

"Kami juga mempertahankan kualitas kredit, menjadi jangkauannya 90 hari dan kita juga bisa memastikan hal tersebut untuk pembayaran pandemi. Jadi kita punya jangkar yang kuat untuk membuat UKM dapat bertahan," jelasnya.

Kemudian, Professor of Finance University Technology of Sydney (UTS), Talis Putnins pun mengungkap bahwa keuangan digital akan memberikan peluang yang kuat untuk menggerakkan perekonomian suatu negara. meski ada atau tidaknya pandemi COVID-19.

"Namun kita masih ada di tahap awal dan masih banyak yang perlu dilakukan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya