Exim Bank Se Asia dan Oceania Perkuat Strategi Genjot Arus Perdagangan

Dampak RCEP Terhadap Ekspor Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Sebanyak 11 exim bank di kawasan Asia dan Oceania bersama dengan observer tetap yaitu Asian Development Bank, mengadakan Pertemuan tahunan ke 26th Asian Exim Bank Forum (AEBF) awal bulan ini secara virtual. Tahun ini pertemuan itu digelar oleh Türk Eximbank menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan acara annual meeting. 

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Direktur Pelaksana III LPEI, Agus Windiarto mengungkapkan, dalam forum tersebut diskusi dengan 11 pimpinan exim bank negara sahabat difokuskan pada dampak COVID-19 terhadap arus perdagangan dan investasi di Asia. Kemudian bagaimana cara mengatasinya. 

Dalam pemaparannya Pemerintah Indonesia melakukan beberapa langkah sebagai upaya Pemulihan Ekonomi Nasional. Dengan fokus pada lima aspek yaitu: kesehatan, social protection, program prioritas, dukungan pada pelaku usaha, dan pemberian insentif bisnis.

Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak, Mendag Zulhas: Tunggu Tanggal Mainnya!

“Indonesia Eximbank terlibat dalam beberapa program Pemerintah seperti Penjaminan Korporasi Pemerintah (JAMINAH), Program Investasi Pemerintah, dan Pembiayaan pada sektor strategis yang terdampak COVID-19," ujar Agus dikutip dari keterangannya, Jumat 26 November 2021. 

"Selain itu LPEI juga menerima penugasan khusus Pemerintah untuk pengembangan sektor pariwisata, penugasan khusus kawasan, UKM, trade finance, dan alat transportasi,” tambahnya.

Pakaian Dalam Asal Bantul Siap Bersaing di Amerika dan Inggris

Para pimpinan Exim Bank lanjut Agus, memiliki pandangan yang sama bahwa perekonomian dunia yang mulai menunjukkan perbaikan. Anggota AEBF pun perlu memperkuat kerja sama dalam menghadapi pasca pandemi.

Sementara itu, Chief Executive Officer Turk Eximbank Ali Guney menyampaikan, ada pelajaran penting yang dapat dipetik dari pandemi. Yaitu adalah pentingnya memperhatikan aspek sustainability, green finance, produk inovatif.

"Yang dapat mendukung pelaku usaha, serta pentingnya transformasi digital," ungkapnya.

Sedangkan Presiden China Eximbank, Wu Fulin menambahkan, pertukaran informasi dan kolaborasi antar exim bank perlu ditingkatkan ke depannya. Lalu pendekatan bisnis perlu diarahkan ke area yang ramah lingkungan.

Baca juga: Serikat Buruh Minta Penetapan UMP 2022 Dicabut

Sebagai informasi, forum AEBF didirikan sebagai upaya dalam membentuk kolaborasi bagi anggota Eximbank dalam meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara anggota, regional maupun global. 

Berdirinya AEBF diawali oleh pertemuan pertama yang diselenggarakan di India yang diprakarsai oleh Bank Ekspor-Impor India (Exim India) pada tahun 1996. LPEI Indonesia bergabung menjadi anggota AEBF sejak tahun 1999.

Kegiatan AEBF terdiri dari Technical Working Group Meeting (TWGM), training committee, CEOs annual meetings, capacity building, dan kegiatan lain yang disepakati oleh anggota AEBF. Pada 2016 lalu, LPEI berkesempatan menjadi tuan rumah untuk Annual Meeting AEBF ke 22 yang diadakan di Bali.

Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Kerja sama melalui AEBF ini membawa benefit bagi LPEI, karena dapat berkolaborasi dalam proyek bersama. Tahun ini, kami bekerja sama dengan Korea Eximbank untuk proyek pendanaan atas proyek-proyek kerja sama perdagangan dan investasi Korea dan Indonesia,” ungkapnya.

Selain LPEI/Indonesia Eximbank yang hadir, exim bank lainnya yang hadir adalah Export Finance Australia, China Eximbank, India Eximbank, Japan Bank for International Cooperation, dan The Export-Import Bank of Korea. Lalu Exim Bank of Malaysia, Philippine Guarantee Corporation, Export-Import Bank of Thailand, Türk Eximbank, Vietnam Development Bank.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya