Ahli Perminyakan RI Rekomendasikan Ini Percepat Produksi Migas

Tempat pengolahan minyak dan gas bumi di Blok Mahakam, Kutai Kartanegara
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Dalam acara Joint Convention Bandung atau JCB 2021 Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) memberikan rekomendasi peningkatan dalam rangka percepatan resources to production atau produksi migas kepada pemerintah.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Rekomendasi diberikan dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi satu juta barrel oil per day (bopd) dan 12 Bscfd pada 2030 untuk mendorong perekonomian nasional.

Komda & Steering Commitee IATMI, Henricus Herwin mengatakan rekomendasi itu pertama adalah aspek efisiensi biaya, baik dari sisi operasi dan biaya pengembangan proyek. 

Buka Peluang Bisnis Baru, Permen ESDM soal Penyelenggaraan CCS Bakal Terbit Juli 2024

Baca juga: Mencekam, Insiden Batik Air Rute Jakarta-Padang Beredar di Medsos

Menurut dia, rekomendasi pertama itu menjadi sangat penting seperti pada penerapan teknologi digital, implementasi metode perbaikan proses bisnis, seperti sharing knowledge serta benchmarking antar perusahaan. 

Catat Rekor Baru, Rukun Raharja Cetak Laba Bersih 2023 US$27,1 Juta

“Penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan tingkat pengurasan lapangan seperti injeksi air, stimulasi produksi dan EOR akan membantu upaya peningkatan produksi. Serta dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif baik fiskal maupun non fiskal,” kata Henricus dalam keterangannya, dikutip Jumat 26 November 2021.

Perlu diketahui, IATMI merupakan salah satu dari empat asosiasi profesi di lingkungan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam penyelenggara JCB 2021. 

Selain IATMI, ada juga tiga asosiasi lainnya yang ikut berpartisipai yaitu Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI).

JCB yang digelar pada Selasa-Kamis, 23-25 November 2021 mengusung tema “Aliansi Strategis Dalam Rangka Percepatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Mitigasi Kebencanaan untuk Ketahanan Nasional.”

Menurut Henricus, SKK Migas telah menyampaikan keterbukaan dan kesiapan dalam mendorong pencapaian target produksi 2030, seperti memberikan kebebasan kepada KKKS untuk memilih skema kontrak antara PSC cost recovery atau PSC gross split. 

“Serta terus berupaya melakukan perbaikan untuk mempermudah perizinan,” katanya. 

Ilustrasi pengeboran minyak (picture-alliance/imageBROKER/D. Radicevic)

Photo :
  • dw

Henricus menambahkan diperlukan keterbukaan data terkait efisiensi dan strategi pembiayaan proyek antara KKKS dan SKK Migas untuk mendorong perubahan strategi pengelolaan dan alih tukar praktik terbaik antar KKKS.

Selain itu, rekomendasi juga menyoroti perlunya akselerasi proses persetujuan izin pengembangan lapangan migas, terutama bagi lapangan tua di Indonesia dan revisi terkait aturan dalam pedoman tata kerja .

“Imipian-impian ini semua tentunya perlu didukung oleh talenta-talenta yang baik. IATMI mendorong agar orkestrasi pengetahuan yang berkesinambungan dapat dilakukan dengan melibatkan diaspora migas Indonesia yang tersebar di seluruh dunia,” katanya. 

Aliansi Strategis 

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.

Photo :
  • istimewa

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan dunia semakin kompetitif untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi karena akan terjadi transisi energi. 

menurut dia, Indonesia sudah menegaskan akan terjadi transisi energi dan perubahan iklim. Eksplorasi agresif dan eksploitasi yang kuat didorong dengan SDM yang kompeten dan teknologi maju menjadi kunci.

Aliansi strategis sangat penting dengan gunakan big data Dan perlu terobosan di regulasi. Saat ini CCS dan CCUS sangat penting, sebagai enabler untuk strategi peningkatan produksi migas dan jaga strategi perubahan iklim. 

“Masing-masing institusi dan asosiasi, lembaga, harus bekerja keras, harus bangkit, sadar bahwa Indonesia berada di ambang krisis. Kita harus pandai memanfaatkan potensi yang ada,” kata Tutuka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya