Kemendag Tingkatkan Efisiensi Sistem Logistik Genjot E-Commerce

Ilustrasi kegiatan logistik.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebanyak US$30,81 miliar per Januari-Oktober 2021. Hal ini merupakan rekor kenaikan tertinggi dari Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

PB KAMI Desak Kementerian Perdagangan Cabut Izin Perusahaan Pembuat Oli Palsu

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengungkapkan, salah satu faktor neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus karena perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Bahkan nilainya pertumbuhan tahunan 2021 mencapai Rp337 triliun.

"Semua kaitannya erat dengan fenomena digital yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam aktivitas dan juga rutinitas, juga dalam program-program baik juga yang dilakukan oleh pemerintah dan juga oleh pelaku atau stakeholder," kata dia dalam Webinar Regional Summit 2021 'Solusi Layanan Logistik Untuk Ecommerce Di Daerah', dikutip Selasa, 30 November 2021.

Sebagian Angkutan Barang Tak Bisa Masuk Sumbar Periode Libur Idul Fitri, Cek Jadwalnya

Dia mengatakan, untuk menjaga geliat pertumbuhan transaksi digital itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia. Hal itu dilakukan sesuai regulasi yang telah ditetapkan.

Baca juga: Buruh di Cilegon Yasinan Tolak Kenaikan UMK 2022 Hanya Rp30 Ribu

BNPB Sebut Korban Gempa Bawean Butuh Pendampingan Psikososial untuk Atasi Trauma

Antara lain, UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang memandatkan pemerintah mengatur kegiatan perdagangan antar pulau untuk integrasi pasar dalam negeri. Kemudian, juga Permendag Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.

"Jadi yang namanya distribusi, logistik dan pemerataan adalah bagian dari sebuah proses yang dilakukan saya pikir tidak hanya di Kementerian Perdagangan. Tapi dari lintas K/L, Pemerintah kabupaten provinsi, dan juga kotamadya, untuk sama-sama membuat ekosistem yang sehat, yang didasari oleh pembangunan infrastruktur," ungkapnya.

Salah satu pelaku usaha di bidang logistik nasional adalah Shipper. Perusahaan itu memiliki 300 gudang di 35 kota seluruh Indonesia, dan menjadi salah satu pemain penting guna mendorong inovasi dan transformasi digital di sektor logistik Indonesia.

Wamen Perdagangan Jerry Sambuaga.

Photo :
  • Tangkapan layar.

Pendiri Shipper Budi Handoko mengatakan, adanya sarana logistik yang memadai seperti sekarang tentu dapat membantu mengefisienkan biaya logistik nasional. Sebab, kata dia, masalah paling besar di Indonesia terkait dengan pengiriman barang adalah ongkos kirim yang mahal akibat tidak adanya infrastruktur memadai.

"Kita sebenarnya memberikan akses kepada pemain-pemain maupun produsen-produsen barang-barang di daerah, di kota-kota yang lebih kecil-kecil. Untuk bisa menjual barang dan bisa mengirimkan ke tempat pelanggan dengan lebih mudah," ujar dia.

Menurutnya, dengan sistem yang lebih terhubung, Shipper memungkinkan konsumen mendapat pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengiriman. 

"Bagaimana caranya agar pelanggan di daerah lain itu bisa membeli barang dari daerah pusat atau daerah Jawa ini dengan harga yang lebih terjangkau," ucapnya.

Salah satu terobosan yang dilakukan Shipper adalah dengan menyediakan berbagai pilihan layanan. Menurut dia, yang membuat biaya pengiriman mahal adalah penggunaan pesawat sebagai kendaraan angkut.

Karena itu, untuk menekan biaya kirim, Shipper juga menyediakan sarana angkut berupa kapal atau truk. Sehingga untuk barang-barang yang dapat dijangkau dengan kapal dan jalur darat disediakan moda transportasi selain pesawat. (Ant)

VIVA Otomotif: Ilustrasi pelumas atau oli

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

Terkait hal tersebut, pihak PB KAMI mendesak Kementerian Perdagangan segera melakukan pengecekan kembali perizinan serta menutup pabrik pabrik yang memproduksi oli palsu.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024