Menko Airlangga Beberkan Strategi Tepis Diskriminasi Produk Sawit RI

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenko Ekonomi.

VIVA – Kinclongnya harga komoditas saat ini harus dimaksimalkan guna mengenjot pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya pada komoditas kelapa sawit yang harganya terus meningkat.

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjabarkan, pada 2021, nilai ekspor minyak sawit mencapai US$29 miliar, atau meningkat 115 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Peluang itu harus terus dimaksimalkan. 

Karena itu, kata Airlangga, untuk menjaga momentum positif minyak sawit berkelanjutan, Indonesia sedang dalam proses memfinalisasi sertifikasi rantai pasok minyak kelapa sawit downstream.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

Hal itu ditegaskan Airlangga saat menjadi Ketua Delegasi Indoensia kala menghadiri 9th Ministerial Meeting Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Jakarta, kemarin. Dalam kesempatan itu, Airlangga menjadi Chairperson bersama Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin. 

“Tren berkembang mengenai kebijakan diskriminatif terhadap minyak sawit akan merugikan pembangunan sektor minyak sawit. Maka itu, penting bagi CPOPC untuk mempertahankan peran pentingnya untuk mendukung dan menjaga kepentingan bersama negara-negara produsen minyak sawit,” ujarnya Menko Airlangga dikutip dari keterangannya, Minggu, 5 Desember 2021.

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

Lebih lanjut, Airlangga menyoroti beberapa capaian penting dalam pertemuan ini. Pertama, anggota CPOPC telah menyetujui protokol untuk mengubah Piagam CPOPC. Baik anggota maupun anggota baru akan mengikuti prosedur ratifikasi internal untuk mengadopsi dokumen tersebut.

"Anggota yang masuk akan memperkuat organisasi CPOPC dan meningkatkan upaya kami untuk mempromosikan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan secara global. Dalam organisasi yang baru, Direktur Eksekutif akan ditingkatkan menjadi sekjen," katanya.

Petani kelapa sawit.

Photo :
  • ANTARA/Rony Muharrman

Selanjutnya, CPOPC juga telah mengadopsi Kerangka Prinsip Global tentang Minyak Sawit Berkelanjutan. Kerangka kerja ini akan menetapkan kerangka kerja keterlibatan CPOPC dengan mitra internasional yang relevan, terutama sistem PBB serta organisasi internasional terkait lainnya. Untuk mencapai visi bersama CPOPC dalam mengembangkan percontohan untuk referensi berkelanjutan global untuk semua minyak nabati.

"Upaya ini harus sejalan dengan prioritas kami untuk meningkatkan penerimaan keberlanjutan kelapa sawit dan skema sertifikasi nasional kami. Mitra internasional, termasuk produsen minyak nabati utama lainnya, harus menjadi bagian dari strategi dan tujuan akhir," ungkap politisi Partai Golkar ini.

Ketiga, CPOPC juga telah mengadopsi strategi dan arah Kebijakan, yang akan menjadi pedoman koordinasi antar Negara Anggota  dalam mengembangkan strategi bersama di pasar global. Strategi ini tidak terbatas pada manajemen penawaran, permintaan dan perkiraan harga, tetapi juga semua masalah kritis yang dihadapi oleh anggota dan non-anggota dengan cara 
yang lebih koheren dan terkoordinasi.

"CPOPC telah dan akan selalu melakukan kampanye advokasi global, yang didasarkan pada argumen ilmiah dan berbasis bukti untuk mempromosikan minyak sawit berkelanjutan, terutama dalam melawan sentimen negatif yang meningkat," paparnya.

Lebih lanjut kata Airlangga, dengan dimulainya kepemimpinan Indonesia di G20 bulan ini,  CPOPC akan melihat kemungkinan untuk memanfaatkan forum 
ini untuk mempelopori perspektif dan kepentingan negaranegara produsen minyak sawit. Salah satunya memberdayakan kehidupan jutaan petani kelapa sawit di banyak negara penghasil minyak sawit.

"Forum Petani Global merupakan kegiatan penting yang memfasilitasi dan mengkonsolidasikan keprihatinan petani kelapa sawit global dan membantu mereka dalam mencapai standar keberlanjutan sebagaimana ditetapkan dalam SDGs PBB," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya