Utang RI Lebih dari Rp6.500 T, Kemenkeu: Aman Tak Bermasalah

Gedung Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu kembali mengingatkan, tingkat utang Pemerintah saat ini masih dalam kondisi yang aman dan tidak mengkhawatirkan.

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing

Berdasarkan data terakhir, posisi utang Pemerintah berada di level Rp6.687,28 triliun per Oktober 2021. Rasio total utang tersebut terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 39,69 persen.

"Teman-teman sekalian, utang Indonesia tidak masalah, tidak ada masalah utang kita sekarang," kata dia secara virtual, Senin, 6 November 2021.

Kemenkeu, Kemenhub, Kemenkes, dan Bank Mandiri Berkolaborasi Pangkas Transaksi di Pelabuhan

Febrio menekankan, kondisi utang ini tidak dalam posisi yang bermasalah karena sebelum Pandemi COVID-19, defisit fiskal Indonesia dikatakannya disiplin. Yang, berada di posisi yang rendah, yakni di kisaran bawah 3 persen.

"Jadi utang kita tidak masalah karena kita punya komitmen disiplin fiskal yang sangat baik. Jadi jangan khawatir, utang kita aman," tuturnya.

Polri Ungkap Mahasiswa Korban TPPO di Jerman Banyak Terlilit Utang

Dari sisi rasio utang terhadap PDB, dia menekankan, juga sangat rendah dibanding negara-negara lainnya. Padahal, Indonesia sebagai bagian dari G20 yang merupakan kelompok kekuatan ekonomi terbesar dunia.

"Negara maju rata-rata utangnya sudah di atas 80 persen bahkan ada yang di atas 100 persen dari PDB-nya," tegas dia.

Hutang

Photo :
  • U-Report

Dengan disiplin fiskal dan rasio utang yang sangat rendah tersebut, Febrio menekankan, Indonesia dapat dengan amannya menghadapi Pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan kebijakan countercyclical di APBN.

"Itu membuat kita sangat aman, ketika kita masuk menghadapi tantangan pandemi. Ketika menghadapi itu kita tau negara harus hadir," ucapnya.

Selama masa pandemi pun, dia menekankan, saat APBN harus diarahkan untuk belanja dalam skala besar dan penerimaan tertekan, kenaikan utang Indonesia hanya 10 persen dari PDB.

Menurutnya, besaran kenaikan utang dalam dua tahun terakhir ini jauh lebih rendah dibandingkan negara emerging lainnya. Misalnya Argentina yang naik hingga 50 persen dan China sekitar 40 persen dari PDB nya.

"Brazil nak tinggi sekali makanya krisis sekarang, Turki juga sama, Indonesia naiknya cuma 10 persentase," tutur Febrio.

Dengan kemampuan pengelolaan fiskal yang sangat baik ini, Febrio memastikan bahwa Indonesia akan tetap mampu menjaga rasio utang Indonesia terhadap PDB terus rendah, bahkan bisa turun.

"Di level 40 an persen dalam beberapa tahunan ke depan terus setelah itu stabil lagi, Jadi utang kita tidak masalah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya