Rangkaian G20 Dimulai, RI Tawarkan Potensi Kerja Sama Digital US$125 M

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Rangkaian pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia telah dimulai pada hari ini, Selasa, 7 Desember 2021. Saat ini para perwakilan negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia itu pun telah datang ke Indonesia.

Konflik Israel-Iran Memanas, Airlangga Sebut Stabilitas Keuangan Aman 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat konferensi pers yang digelar hari ini mengatakan, para perwakilan tersebut akan mengikuti rangkaian Sherpa Meeting dan Financial Track hingga esok.

"Tahun ini adalah kegiatan Sherpa dan Finance Track, tahun depan tentu berbagai kegiatan akan terus didorong dan Indonesia berada dalam panggung utama dunia terkait kegiatan Presidensi G20 ini," kata Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

Presidensi Indonesia di G20 2022: Logo

Photo :
  • ANTARA/HO-g20-indonesia.id

Airlangga menekankan, pada rangkaian acara Sherpa ini, para perwakilan negara-negara G20 akan di bawa ke pusat Industri Digital Indonesia 4.0. Ini untuk menunjukkan tingkat digitalisasi di Indonesia kepada dunia.

Soal Wacana PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Airlangga Sebut Bakal Bahas di Internal KIM

"Sehingga ini memberikan inspirasi dan aspirasi sekaligus kita ingin mendorong kerja sama di sektor digital agar kita bisa melompat ke depan dan ada potensi US$125 billion di 2025 bisa dicapai dengan kerja sama internasional," tutur dia.

Selain itu, untuk pertama kalinya juga dalam Sherpa Meeting ini dan untuk rangkaian keseluruhan pertemuan G20, dikatakannya, African Union memiliki wakil yang diketuai oleh Republic Democratic Congo.

"Pertama kali African Union terwakili dalam rapat G20. Ketuanya diwakili Republic Democratic Congo dan ini mewakili suara 1,3 miliar masyarakat yang tinggal di Afrika dan ini tentu diharapkan suaranya membuat G20 Presidensi Indonesia lebih inklusif," tegasnya.

Inklusifitas dalam presidensi Indonesia dikatakannya penting karena Indonesia mendorong pemulihan secara serentak dan lebih kuat di semua negara terhadap dampak Pandemi COVID-19.

Apalagi, dia menekankan, saat ini muncul varian baru dari COVID-19 yang dinamai Omicron. Varian tersebut pun dikatakannya muncul dari benua Afrika yang tingkat vaksinasinya sangat rendah.

"Ini menunjukkan adanya ketimpangan vaksin antara negara maju dan negara berkembang. Kita ketahui Varian Omicron muncul dari benua Afrika atau Afrika Selatan yang vaksinasi ratenya baru 24 persen dan seluruh afrika rata-rata baru 7 persen," papar Airlangga.

Oleh sebab itu, dia menekankan, pemulihan ekonomi dan kegiatan masyarakat tidak akan terealisasi jika masih ada negara yang tertinggal dalam upaya pemberantasan Virus Corona yang muncul awal di China ini.

"Pandemi yang tidak selesai ini akan mengganggu kehidupan masyarakat dan recovery ekonomi. Kita melihat pembukaan ekonomi masih sangat tergantung dengan bagaimana kita menangani pandemi termasuk varian baru dan bagaimana dunia tidak panik," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya