25,8 Persen Bisnis Waralaba RI Sudah Pulih, Siap Ekspansi 2022

Pameran usaha franchise atau waralaba
Sumber :

VIVA – Pelaku usaha waralaba atau franchise menyatakan siap berekspansi pada 2022. Ini karena sebagian besar pelaku usaha di sektor tersebut mengatakan bisnisnya telah pulih pada akhir 2021 ini.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka

Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (Wali) Tri Raharjo mengatakan, optimisme para pelaku usaha waralaba ini muncul seiring dengan pemulihan ekonomi di Indonesia.

Dia mengungkapkan, pada dasarnya, berdasarkan survei yang dilakukannya terhadap 30 brand pada 2020 terungkap bahwa 953 gerai dari total 5.600 telah tutup sementara dan tutup permanen akibat Pandemi COVID-19.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Namun, dia melanjutkan saat disurvei pada awal kuartal VI-2021, dari 30 brand yang menjadi responden tersebut menyatakan bahwa 25 persennya telah pulih 100 persen dari dampak COVID-19.

"Ini suatu hal yang menggembirakan, dari data tersebut mereka sudah mulai berangsur pulih kembali, ini jadi catatan menarik," tegas dia di acara Indonesia Franchise Forum dan Biz Fest 2021, Selasa, 7 Desember 2021.

Kolaborasi Glashka X Shaddy, Angkat Romansa Wanita Lewat Sepatu nan Elegan

Di sisi lain, dia melanjutkan, 25,8 persen dari total 30 brand yang menjadi responden ini menjawab bisnis mereka berangsur normal 90-100 persen. 32 persennya menyatakan kondisinya berangsur normal 80-90 persen.

franchise

Photo :
  • vstory

"16,1 persen menjawab kondisi bisnisnya 70-79 persen dan sisanya masih di bawah 70 persen, sebanyak 25,8 persen. Ini Dibanding kondisi sebelum dampak pandemi terjadi artinya pada 2019," tutur Tri.

Adapun untuk 2022, dia mengungkapkan, dari survei yang telah dilakukan Wali ini juga menunjukkan 87,1 persen responden akan melakukan pengembangan bisnis dan 12,9 persen tidak berencana ekspansi.

"Artinya di tengah pandemi ini para pelaku usaha optimis menatap masa depan dan mereka akan kembangkan bisnisnya di 2022 dan sisanya tidak membuka gerai baru di sepanjang 2022," ungkap dia.

32,2 persen responden pun dikatakannya telah memproyeksikan adanya peningkatan penjualan di atas 50 persen, 25,8 persennya kenaikan sekitar 21-30 persen dan 9,7 persennya 0-10 persen kenaikan.

"Ini saya kira angka optimis yang sangat tinggi. Kita tau mal-mal sudah buka, anak-anak sudah masuk. Ini angin segar bagi pelaku karena transaksi mulai menggeliat lagi," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya