Potensi EBT Capai 3.686 GW, ESDM: RI Baru Gunakan 0,3 Persen

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVAnews.

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, saat ini masih minimnya aspek pemanfaatan dari energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.

Intip Keandalan Pembangkit Listrik EBT PLN Indonesia Power saat Lebaran 2024

Padahal, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial memastikan, potensi EBT di Indonesia totalnya bisa mencapai 3.686 Gigawatt (GW).

"Dari potensi energi yang ada, misalnya energi surya, panas bumi, hidro, angin, dan bioenergi, potensi pengembangan EBT itu diperkirakan bisa mencapai sebesar 3.686 GW," kata Syahrial dalam telekonferensi di 'Pertamina Energy Webinar 2021', Selasa, 7 Desember 2021.

Hari Pertama Idul Fitri Sistem Kelistrikan Nasional Andal

Meski demikian, Syahrial menyayangkan bahwa pemanfaatan EBT tersebut masih sangat minim di Indonesia. Dari ribuan Gigawatt potensi yang ada, nyatanya sampai saat ini Indonesia baru bisa memanfaatkan sebesar 10,89 GW atau sekitar 0,3 persen.

Padahal berdasarkan data Kementerian ESDM, dari potensi EBT sebesar 3.686 GW tersebut sebanyak 3.295 GW nya didominasi oleh energi surya. Sementara sisanya yakni potensi energi hidrogen sebesar 95 GW, potensi bioenergi 57 GW, energi air sebesar 155 GW, panas bumi sebesar 24 GW, dan energi laut sebesar 60 GW.

PLN Sebut Transaksi SPKLU Naik 5 Kali Lipat hingga H-3 Lebaran 2024

Ilustrasi energi terbarukan.

Photo :
  • Inhabitat

Apalagi, lanjut Syahrial, saat ini pemanfaatan energi fosil seperti batu bara, nyatanya juga masih mendominasi pasokan energi Indonesia.

"Maka Kementerian ESDM akan berupaya mempercepat pembangunan EBT khususnya PLT Surya dan PLT Angin, pengembangan infrastruktur jaringan gas bumi. Hingga peningkatan permintaan listrik dari energi fosil menjadi energi terbarukan," ujar Syahrial.

Selain itu, Syahrial mengaku bahwa pihaknya juga akan menggenjot upaya konversi ke penggunaan kendaraan listrik dan kompor listrik, guna memaksimalkan pemanfaatan EBT tersebut. Hal itu seiring upaya pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK), guna memanfaatkan EBT bagi sektor industri dan pariwisata.

"Jadi nanti untuk pengembangan PLTS, sampai 2025 nanti kita akan fokus pada target untuk mengembangkan tiga jenis PLTS, yaitu PLTS Atap (3,61 GW), PLTS Terapung (26,65 GW), dan PLTS Besar (4,68 GW)," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya