Sri Mulyani Beberkan Bukti Korupsi Penyakit Luar Biasa Berbahaya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Pertamina Energy Webinar (PEW) 2021.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, korupsi merupakan sebuah penyakit yang luar biasa berbahaya. Penyakit ini bisa meruntuhkan ekonomi dan kredibilitas Pemerintahan suatu negara.

Survei LSI: Mayoritas Rakyat Percaya Kejagung Bakal Usut Tuntas Kasus Korupsi Rp 271 T

"Korupsi merupakan suatu penyakit yang luar biasa berbahaya," kata dia di acara Peringatan Hakordia Kementerian Keuangan 2021," Rabu, 8 Desember 2021.

Di Indonesia sendiri, Sri mengatakan, tingkat korupsi terbilang makin membaik. Tercermin dari skor indeks persepsi korupsi yang kembali menurun pada 2020 meski tinggi skornya pada 2019.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Menurutnya, skor indeks tersebut pada 2020 di posisi 37 dari total skor 100. Angka ini turun dari posisi 2019 yang sebesar 40. Pada 2019 angkanya merupakan tertinggi setelah konsisten naik mulai 2013 yang hanya 32.

"Ini satu capaian, namun kita tahu kita masih jauh dari apa yang disebut sebagai negara yang mendapat persepsi di mana tingkat anti korupsi cukup tinggi," tegas Sri.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Meski tingkat indeks ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan indeks persepsi korupsi nomor 102 dari total 180 negara yang disurvei, Sri mengingatkan dampak buruk dari penyakit korupsi tersebut.

"Korupsi memiliki dampak yang luar biasa merusak. korupsi bisa menggerus tingkat kepercayaan karena masyarakat tidak lagi bisa memercayai satu Pemerintah," tegasnya.

Dampak pertama dari merajalelanya korupsi, kata Sri adalah kehidupan masyarakat yang menjadi semakin buruk. Karena terjadi ketidakmerataan penghasilan dan jumlah kemiskinan yang makin besar.

Ilustrasi aksi demontrasi bersih korupsi

Photo :
  • ANTARA FOTO

"Meski mereka memiliki natural resources maka banyak masyarakatnya yang kelaparan, tidak bisa dapat pendidikan bahkan untuk mendapatkan air bersih pun tidak diperoleh," ungkap Sri.

Selanjutnya, dapat mengurangi dana yang tersedia untuk investasi. Kemudian, menyebabkan ketidakpastian pelaksanaan program di bidang ekonomi hingga tidak transparannya suatu Pemerintahan.

"Karena siapa pun yang punya capital dia akan berpikir seribu kali apakah dia bisa melakukan kegiatan produktif tanpa dia menjadi korban dari korupsi yang merajalela," tegas Sri.

Melemahnya tingkat demokrasi dan representasi dari pimpinan yang baik ini ditegaskannya akan membuat sistem Pemerintahan rusak karena jabatan diperoleh melalui tindakan suap atau gratifikasi.

"Korupsi dengan demikian akan menurunkan kinerja ekonomi dan sistem demokrasi. Ini adalah satu penyakit yang ada dan bisa menghinggapi serta menggerus satu masyarakat dan negara," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya