Menguak Alasan Produk Israel Laris di Pasar RI Tanpa Perjanjian Dagang

Ilustrasi Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Perdagangan antara Indonesia dan Israel kembali mencuri perhatian publik Tanah Air. Sebab, terjadi meski tidak adanya hubungan diplomatik.

Beda Penafsiran Permendag 31/2023 Jangan Bikin Rezeki UMKM Seret, Ini Penjelasannya

Sebagaimana diketahui, tidak ada Kedutaan Besar Israel di Indonesia. Pun sebaliknya, Indonesia tidak memiliki kantor perwakilan di Israel.

Meski demikian faktanya banyak produk negara zionis itu yang beredar di Indonesia, bahkan laris manis. Mulai dari mainan anak hingga buah-buahan.

Kegiatan Usaha BBH dan Smart Wallet Disetop, Terindikasi Penipuan dan Tak Berizin

Merespons hal tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ari satria memberi penjelasan terkait hal tersebut.

Menurutnya, perdagangan yang terjadi antara Indonesia dan Israel selama ini tercipta karena adanya kebutuhan. Dan ditegaskan perdagangan itu saling menguntungkan.

Kolonel Herman Pastikan Bukan Paspampres yang Rampas Poster Warga saat Jokowi Blusukan ke Pasar

"Perdagangan antara kedua negara terjadi karena adanya kebutuhan yang saling menguntungkan dari masing-masing pihak," kita dia saat dihubungi VIVA, dikutip Kamis, 9 Desember 2021.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia/Kemendag

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Ari pun menekankan, untuk bisa terciptanya perdagangan antar negara pada dasarnya juga tidak harus ada perjanjian perdagangan. Hal itu juga terjadi di berbagai negara di dunia.

"Tidak harus ada perjanjian perdagangan. Perjanjian perdagangan lebih untuk membuka akses pasar yang lebih luas, seperti adanya penurunan tarif," tegas Ari.

Dia mencontohkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia pada dasarnya tidak memiliki perjanjian perdagangan. 

"Indonesia dengan Eropa, Rusia atau AS belum perjanjian perdagangan seperti FTA, CEPA, dan lain-lain. Tapi mereka merupakan negara mitra dagang utama Indonesia," ungkapnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama lima tahun belakangan atau dari 2016 sampai 2020, ekspor dari Indonesia ke Israel meningkat sekitar 8,6 persen. 

Secara rinci, pada 2016 ekspor Indonesia menyentuh angka US$103,1 juta. Kemudian jumlahnya naik menjadi US$125,9 juta, pada 2018 US$123 juta, US$120,6 juta pada 2019 dan 2020 sekitar $157,5 juta.

Di sisi lain, barang-barang yang diproduksi juga ternyata laris di Indonesia seperti permainan anak Rummikub, Edushape, Tinylove, Halilit hingga Jeruk Shantang maupun produk farmasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya