Dunia Butuh US$15 Miliar per Tahun Hadapi Pandemi, Menkeu: Kita Dukung

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Presiden Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris.

VIVA – Pemerintah Indonesia berkomitmen mendukung adanya pendanaan publik dalam pembiayaan internasional guna menghadapi pandemi mendatang setelah kemunculan pandemi COVID-19.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sebagaimana diketahui, G20 High Level Independent Panel on Financing the Global Commons for Pandemic Preparedness and Response di Italia pada Juli 2021 telah membuat perkiraan besaran kebutuhan pendanaan itu. Panel yang terdiri dari ahli-ahli tingkat tinggi berskala internasional tersebut merekomendasikan kebutuhan pendanaan tersebut sebesar US$75 miliar selama lima tahun ke depan, atau US$15 miliar per tahun.

Pendanaan itu ditujukan untuk menutup kesenjangan besar dalam pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang akan datang, paling tidak meningkatkan kemampuan pengeluaran pemerintah.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menekankan, rekomendasi pendanaan ini penting karena negara-negara dengan pendapatan rendah atau miskin masih jauh tertinggal dari sisi infrastruktur sistem kesehatannya.

"Dikasih vaksin pun belum tentu mereka vaksinasi. Karena sekarang vaksinnya ada, gratis dikasih, tapi distribusinya sulit dan lain-lain karena sistem kesehatannya belum siap," tuturnya saat konferensi pers di Bali, Kamis, 9 Desember 2021.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Oleh sebab itu, Sri menyatakan, pemerintah mendukung adanya skema pembiayaan ini, sebab negara-negara berkembang termasuk Indonesia juga belum memiliki sistem kesehatan yang kuat menghadapi pandemi.

"Indonesia sangat mendukung, karena banyak negara berkembang termasuk kita sendiri masih perlu memperbaiki sistem kesehatan, supaya kalau terjadi pandemi ada peringatan dan bisa dicegah secara dini," tuturnya.

Di sisi lain, dia melanjutkan, pembiayaan ini juga penting supaya penemuan vaksin dan produksi bisa lebih cepat. Indonesia pun diharapkannya juga bisa menjadi produsen utama vaksin ke depannya.

"Ini untuk memposisikan supaya kita meningkatkan terus kapasitas dalam kemampuan memproduksi vaksin, sehingga saat terjadi musibah seperti ini kita tidak hanya produksi vaksin untuk Indonesia tapi sama seperti RRC, India atau AS mereka memproduksi vaksin untuk seluruh dunia," paparnya Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya