LPEI Buka Pasar Produk Mamin RI ke Singapura dan Malaysia

Ilustrasi industri makanan dan minuman.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menggandeng Export Center Surabaya, Kementerian Perdagangan RI untuk membuka akses pasar sektor usaha makanan minuman (Mamin) buatan Indonesia di Singapura dan Malaysia

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.192 Per Dolar AS, Investor Cermati Dinamika Konflik Timur Tengah

Penjajakan perluasan akses berupa business matching dilakukan melalui Business Indonesia Singapore Association (BISA). Yang, merupakan distributor produk makanan minuman Indonesia ke Singapura, serta buyers dari Malaysia.

Business matching yang diselenggarakan melalui daring melibatkan 21 (dua puluh satu) pelaku usaha di sektor mamin dari berbagai provinsi. Mereka juga merupakan mitra binaan Coaching Program for New Exporters (program CPNE) dari tahun 2016 hingga 2021. 

Alasan Citroen Masih Enggan Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald Setiawan Grisanto mengatakan, pada kesempatan tersebut hadir pula para buyers dari Singapura dan Malaysia didampingi oleh Atase Perdagangan Singapura dan Malaysia.

Menurut Gerald, business matching ini diharapkan menjadi jalan bagi para pelaku usaha mendapatkan peluang akses pasar internasional. Selain, kegiatan ini menjembatani pemenuhan kebutuhan akan informasi yang harus diketahui oleh para pelaku usaha Indonesia secara langsung. 

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal di Dunia

"Mulai dari potential buyers, jenis produk, standar kualitas produk, persyaratan lainnya yang diinginkan pasar di Singapura dan Malaysia, serta pengalaman lainnya yang dialami,” ujar Gerald dikutip dari keterangannya, Jumat, 17 Desember 2021.

Dampak RCEP Terhadap Ekspor Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Lebih lanjut dia menegaskan, LPEI memiliki sejumlahprogram yang terintegrasi untuk membantu mengatasi kendala dan hambatan yang dihadapi oleh para pelaku ukm berorientasi ekspor. Program tersebut, baik dari aspek finansial maupun non-finansial, seperti program jasa konsultasi. 

“Kami memberikan pelatihan melalui Program CPNE bagi pelaku UKM berorientasi ekspor atau yang belum melakukan ekspor secara mandiri. Mencari peluang pasar di era digital melalui Program Marketing Handholding. dan pendampingan kepada kelompok/klaster yang berpotensi melalui Program Desa Devisa," tegasnya.

Lebih lanjut Gerald menjelaskan bahwa para mitra binaan LPEI/ Indonesia Eximbank yang dinilai telah ready atau bankable dapat diberikan pembiayaan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembiayaan yang cermat dan seksama. 

Sebagai informasi, hingga November 2021, terdapat 2.706 pelaku UKM yang berasal di 15 kota telah mengikuti pelatihan baik secara hybrid maupun daring dengan LPEI. Sementara itu 75 pelaku usaha yang telah berhasil melakukan ekspor perdana melalui Program CPNE.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya