UMKM Masuk Ekosistem Digital, Menteri Teten: Pasarnya Lebih Luas

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
Sumber :
  • Tangkapan Layar/Pras

VIVA – Pandemi COVID-19 telah membuat banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) beradaptasi dan mengembangkan diri agar dapat bertahan dari dampak pandemi. Adaptasi tak tanggung-tanggung dari hulu sampai hilir.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

Namun, sejumlah permasalahan masih menghadang UMKM masuk ke pasar digital. Di antaranya literasi digital UMKM yang belum merata dan rendahnya kapasitas produksi UMKM sehingga kerap kesulitan saat menerima banyak permintaan dari pasar online. 

Selain itu, dari sisi pembiayaan banyak pelaku UMKM belum memiliki pembukuan dan administrasi keuangan yang tertata, sehingga akuntabilitasnya menjadi rendah saat berhadapan dengan pihak perbankan untuk mendapatkan pinjaman modal. 

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Etika Pelajar di Dunia Digital"

Dengan demikian, diperlukan ekosistem digital dari hulu hingga hilir dan berkelanjutan agar UMKM menjadi lebih berdaya saing dan lebih maju.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, digitalisasi terbukti membantu UMKM bertahan dan tumbuh saat pandemi. Jumlah UMKM yang terhubung dengan platform digital meningkat 105 persen menjadi 16,4 juta pelaku UMKM. 

MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres 2024, Begini Respons Pelaku Pasar Keuangan

Dia menjabarkan, pada 2024 mendatang, jumlah UMKM yang terhubung dengan platform digital ditargetkan bertambah hingga mencapai 30 juta UMKM.

“Digitalisasi tidak hanya untuk pemasaran dan penjualan tetapi proses bisnis dari hulu ke hilir juga harus digital. Pembukuan dan laporan keuangan UMKM dapat dibuat digital sehingga bisa membuat UMKM lebih akuntabel dan mudah mendapat pinjaman modal dari lembaga pembiayaan formal,” jelas Teten dalam webinar “Pentingnya Ekosistem Digital untuk UMKM Naik Kelas”, dikutip dari keterangannya, Selasa, 21 Desember 2021.

Sementara itu, Chief Executive Officer & Co-Founder CrediBook Gabriel Frans mengungkapkan, digitalisasi UMKM tidak hanya mengenai pemasaran. Tetapi perlu memperhatikan aspek operasional usaha seperti pengelolaan keuangan, pengadaan barang, dan manajemen pesanan.

UMKM Pengrajin Hiasan Kayu

Photo :
  • ist

Guna menggenjot trasformasi bisnis UMKM itu, Credibook telah mengembangkan aplikasi digital untuk membantu kebutuhan operasional UMKM dalam satu ekosistem digital.

“Digitalisasi pengelolaan keuangan melalui aplikasi CrediBook membuat UMKM mudah dan cepat dalam mencatat laporan keuangan. Pencatatan secara manual bisa memakan waktu 2-3 jam dengan digital hanya butuh kurang dari 5 menit," ungkap Gabriel.

"Selain itu, laporan keuangan yang bisa diunduh di CrediBook juga sudah memberikan dampak nyata dalam membantu pengguna mendapatkan pinjaman KUR," tambahnya. 

Untuk memudahkan para peritel di sisi pengadaan barang, CrediBook juga bermitra dengan pelaku grosir konvensional melalui layanan toko grosir online CrediMart. Saat ini CrediMart sudah hadir di lebih dari 20 kota. 

"Kami mampu meningkatkan omzet mitra grosir hingga 50 persen per harinya. Ini sejalan dengan visi CrediMart untuk menjadi Sahabat Grosir. Sementara untuk UMKM lainnya, kami hadirkan aplikasi CrediStore yang memudahkan pembuatan toko online dan pengelolaan pesanan. Sudah ada 45 ribu produk UMKM terdaftar di CrediStore,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya