Menteri ESDM Tegaskan Pengembangan EBT Harus Pertimbangkan 2 Hal Ini

Menteri ESDM Arifin Tasrif
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menegaskan, potensi dan teknologi energi baru terbarukan (EBT) merupakan modal utama untuk melaksanakan strategi transisi energi menuju net zero emission pada tahun 2060.

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

Namun, Arifin menekankan pula bahwa upaya pemanfaatan dan pengembangan teknologi untuk memanfaatkan EBT tersebut, juga harus tetap mempertimbangkan aspek supply dan demand-nya. Seperti misalnya pengembangan pembangkit EBT secara masif dengan prioritas pada PLTS dengan tim secara bertahap.

"Kemudian memanfaatkan hydro energi, serta pengembangan teknologi storage," kata Arifin dalam telekonferensi, Selasa, 21 Desember 2021.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

Ilustrasi energi terbarukan.

Photo :
  • Inhabitat

Selain itu, dari sisi demand antara lain melalui pemanfaatan kompor listrik, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. "Serta pengembangan interkoneksi smart gate, smart meter, dan jaringan gas bumi," ujarnya.

Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

Arifin menjelaskan, pada gelaran COP26 yang diselenggarakan di Glasgow pada tanggal 2 November 2021 lalu, Indonesia kembali mempertegas komitmennya untuk melakukan penurunan emisi gas rumah kaca.

Hal itu seiring upaya Indonesia yang juga akan berkontribusi lebih cepat bagi pencapaian target net zero emission dunia, melalui langkah transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan.

Arifin memastikan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat banyak, yang jumlahnya mungkin lebih dari 3.000 Gigawatt yang terdiri dari energi surya, angin, hydro, panas bumi, bioenergi, dan laut.

"Pada saat COP26, kami berkesempatan melakukan pertemuan dengan berbagai pelaku industri energi terbarukan yang memberikan perspektif baru mengenai penerapan teknologi EBT, seperti misalnya energi laut dan angin yang semakin kompetitif dan dapat dikembangkan di sebagian besar wilayah Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya