OJK: Investor Pasar Modal Meroket, Milenial Sadar Nabung Saham

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA – Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso, melaporkan sejumlah perkembangan perekonomian Tanah Air. Salah satu yang dilaporkan oleh Wimboh yakni pertumbuhan pasar modal yang dinilai tumbuh luar biasa.

Kinclong Sepanjang Hari, Nilai Transaksi Perdagangan Saham BUMI Capai Rp 412 miliar

"Pasar modal sebagai agenda kita hari ini bapak presiden ini di luar dugaan ini jauh ekspektasi kita semula, indeks kita sudah 6.581,48, ini adalah kalau kita invest return-nya sudah 10,08 persen. Ini adalah termasuk jajaran terbaik di Asia di antara negara-negara lain," kata Wimboh, dalam acara pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 3 Januari 2021.

Wimboh juga mengatakan, bahwa belakangan ini Investor Tanah Air pada mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat pada 2020 jumlah investor Tanah Air berada di angka 3,8 juta, naik drastis pada 2021 menjadi 7,5 juta.

Berencana Kuasi Reorganisasi, BUMI Bakal Gelar RUPST dan RUPSLB

Baca juga: RI Coba Manfaatkan RCEP Tarik Investasi ke Pasar Modal

Naiknya jumlah investor, menurut Wimboh, tidak lepas dari peran generasi milenial yang mulai sadar menabung dan berinvestasi. Wimbo mengatakan, banyak anak muda yang saat ini berinvestasi baik dalam bentuk saham ataupun tabungan.

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Final Rp 165 Per Saham

"Ini juga di luar dugaan, bahwa investor kita sudah naik yang 2020 itu hanya 3,8 juta. Ini sekarang sudah 7,5 juta di 2021. ini menunjukkan bahwa banyak investor-investor, terutama investor ritel, dan ini dapat kami sampaikan bahwa milenial ini yang tadinya banyak konsumsi, sekarang Banyak nabung. Terutama di saham, dan juga di tabungan," ujarnya. 

Bursa Efek Indonesia / BEI atau Indonesia Stock Exchange / IDX

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Selain itu, Wimboh juga melaporkan mengenai penghimpunan dana pasar modal yang memiliki kinerja di luar dugaan. Saat ini penghimpunan modal mencapai 363,3 triliun dari 194 emiten, dan ini bersumber dari sektor teknologi dan sektor keuangan.

"Ini adalah engine growth kita ke depan. Di samping itu, ini jauh lebih tinggi dari 2020 yang hanya Rp118 triliun, bahkan ini luar biasa dalam sejarah rising fund di pasar modal itu lebih tinggi dari pertumbuhan kredit, kredit nya selama 2021 hanya sebesar Rp228 triliun. Mudah-mudahan ini tanda yang bagus untuk investasi ke depan kita," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya