- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, pasokan listrik merupakan salah satu komponen sentral dalam pertumbuhan makro ekonomi Indonesia. Lantaran, operasional semua sektor industri dalam negeri bergantung pada supply listrik yang diberikan oleh PLN.
Hal itu lanjut Erick yang mendasari instruksi Presiden Joko Widodo meminta PLN dan perusahaan batu bara harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.
"Kenapa? Ekonomi kita lagi tumbuh, dan listrik ini adalah komponen besar bagi pembangkitan industri dan ekonomi. Kalau sampai mati ini jadi bahaya," tegas Erick, dikutip dari keterangannya, Sabtu, 8 Januari 2022.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 0,71 persen pada kuartal I-2021 (year on year/YoY). Perekonomian Indonesia mengakhiri periode resesi pada kuartal II-2021 dengan tumbuh mencapai 7,07 persen.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi menurun di kuartal III-2021 yakni 3,51 persen. Sedangkan di kuartal IV, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tumbuh mencapai 5 persen, sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021 berada di 3,7% atau di 3,5-4 persen.
Erick pun menegaskan, untuk mendukung perekonomian negara, perusahaan kelistrikan tidak boleh mengalami krisis sumber energi. Apalagi mengingat status Indonesia yang merupakan negara produsen batu bara ketiga terbesar di dunia.
Karena itu menurutnya, tahun ini PLN akan diberikan perhatian khusus agar tidak lagi terjadi krisis batu bara. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan listrik nasional.
"PLN tahun ini, menjadi salah satu fokus BUMN untuk bertransformasi agar lebih efisien dan adaptif dengan segala situasi. Sehingga maksimal melayani masyarakat dan bisa mengamankan kebutuhan listrik nasional,” ujar Erick.
Dia menekankan tak ingin kejadian seperti krisis energi yang dialami oleh PLN terjadi lagi. Hal tersebut adalah sesuatu yang aneh terjadi di negara yang kaya akan SDA.
"Indonesia ini negara yang memproduksi batu bara, kalau terjadi krisis kan aneh, ada yang salah. Hong Kong dan beberapa negara yang tidak banyak batu bara saja mereka tidak krisis," tegasnya.
Salah satu solusi agar krisis batu bara tidak terjadi lagi di PLN lanjut Erick adalah, merestrukturisasi direksi PLN. Selain itu PLN pun meninjau ulang anak perusahaan PT PLN Batu Bara, serta membuat subholding Power Plant atau Pembangkit.
"Kalau kita sebagai negara yang punya sumber daya alam besar tidak punya rencana, apalagi tidak menjaga untuk tidak terjadi krisis, ini adalah kesalahan besar," tegas Erick