Meski Harganya Naik, Mendag Sebut Produsen Telur Merugi

Peternak memanen telur ayam di kandang miliknya di desa Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu, 9 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

VIVA – Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, meskipun dalam beberapa waktu terakhir ini harga telur menyentuh di atas Rp30 ribu per kilogram, namun sebenarnya produsen telur telah mengalami kerugian yang cukup besar.

Mendag: Kami Siap Meluncurkan Roket Bertenaga Metana Perdana

Hal itu diutarakannya saat memberikan sambutan di acara peluncuran Holding BUMN Pangan atau ID FOOD, yang digelar Kementerian BUMN di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

"Soal telor ini terus terang saya merasa kasihan sama peternak. Karena biasanya ada dua sesi (harga telur naik) yakni pada saat lebaran dan penghujung tahun. Tapi karena PPKM, tidak terjadi pertumbuhan harga malah deflasi," kata Lutfi, Rabu 12 Januari 2022.

Perum Perhutani Berangkatkan Ratusan Pemudik di Progam Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Baca juga: Belajar dari Krisis Energi Eropa, Arcandra Tahar: RI Perlu Geothermal

Dengan hilangnya kesempatan meraup untung di dua sesi tahunan tersebut, Lutfi menilai jika pada 2021 lalu para produsen telur jelas mengalami kerugian yang cukup besar.

BUMN Indofarma Klaim Sudah Bayar THR Karyawannya Tanpa Dicicil 

"Tentunya ini sangat berhubungan dengan kesejahteraan (para peternak)," ujarnya.

Apalagi, lanjut Lutfi, pada tahun lalu para peternak atau produsen telur kerap harus menjual harga telur di bawah Rp24 ribu per kilogram, atau di bawah harga acuan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan.

Peternak mengumpulkan telur ayam untuk dijual ke pedagang. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Padahal, biaya atau ongkos modal yang mereka butuhkan untuk memelihara ayam-ayam petelur itu mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

"Kalau berdasarkan average 2021, petani telur rugi besar. Enggak sampe Rp24 ribu dari harga acuan. Sementara ongkos pelihara ayam naik luar biasa," kata Lutfi.

"Tapi dari 1 Januari 2022 harganya sudah turun, dari Rp33 ribu ke Rp30 ribu, sekarang Rp24 ribu lagi. Ketakutan kita akan turun lagi. Ini keterkaitan yang perlu kita jaga," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya