Menguat Sementara, Rupiah Diprediksi Tertekan Dolar AS Hari Ini

Ilustrasi dolar AS
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan Selasa pagi, 18 Januari 2022. Rupiah menguat 8 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.316 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.324 per dolar AS.

Rupiah Terperosok ke Rp 16.270 per Dolar AS

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore mematok rupiah di angka Rp14.323 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah masih akan mendapatkan tekanan terhadap dolar AS pada hari ini. Terutama dari kenaikan yield obligasi pemerintah AS.

Rupiah Melemah, BI Koordinasi dengan Pemerintah Lakukan Langkah Stabilisasi

"Yield obligasi pemerintah AS terus menanjak pada perdagangan kemarin karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak tiga atau empat kali yang digaungkan oleh para pejabat Bank Sentral AS. Yield obligasi tenor 10 tahun sudah naik ke kisaran 1,82 persen, yang tertinggi sejak Januari 2020," ujar Ariston kepada VIVA.

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Analis Perkirakan BI Bakal Intervensi Besar-besaran Imbas Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS

Selain itu, menurut Ariston, kenaikan inflasi konsumen AS bulan Desember di 7 persen year on year memaksa Bank Sentral AS untuk mempercepat kebijakan pengetatan moneternya. 

"Pengetatan moneter akan mendorong penguatan dolar AS karena bank sentral menarik likuiditas dollar di pasar," katanya.

Faktor Dalam Negeri

Sementara dari dalam negeri, Ariston melanjutkan, surplus neraca perdagangan RI bulan Desember tidak sesuai ekspektasi pasar. Surplus hanya sekitar US$1 miliar, di bawah ekspektasi US$3 miliar.

"Penyebabnya karena pertumbuhan ekspor di bawah pertumbuhan impor. Bila tren berlanjut, neraca perdagangan bisa defisit dan ini tidak menguntungkan rupiah," katanya.

Perkembangan pandemi COVID-19 juga masih diwaspadai pelaku pasar. Walaupun Omicron hanya menimbulkan gejala ringan tapi penyebaran yang meluas menimbulkan pembatasan aktivitas ekonomi di beberapa negara besar. 
"Ini bisa mendorong pelaku pasar mencari aman di aset dollar AS," imbuh Ariston.

Ia memperkirakan, potensi pelemahan rupiah ke kisaran 14.350-14.380 dengan potensi support di kisaran 14.300.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya