Airlangga: Kinerja Dagang RI Tingkatkan Daya Tahan Ekonomi Nasional

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, mengatakan, di tengah berbagai ketidakpastian global, Indonesia tetap mampu mencatatkan performa impresif pada neraca perdagangan.

Daftar Harga Pangan 19 April 2024: Bawang hingga Telur Naik

Diketahui, Sepanjang 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$35,34 miliar, dan merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun terakhir.

"Kinerja ini akan meningkatkan resiliensi sektor eksternal Indonesia, sehingga semakin kuat menghadapi berbagai tantangan yang diperkirakan masih berlanjut di tahun ini," kata Airlangga, dalam keterangannya, Selasa, 17 Januari 2022.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Airlangga mengatakan, kinerja surplus sepanjang 2021 ditopang dari nilai ekspor yang mencapai US$231,54 miliar atau tumbuh double digit sebesar 41,88 persen (year-on-year atau yoy). Hilirisasi komoditas unggulan, seperti turunan produk crude palm oil (CPO), berhasil mendorong performa ekspor Indonesia.

Dampak RCEP Terhadap Ekspor Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin
IHSG Dibayangi Koreksi Wajar Akibat Fluktuasi Rupiah hingga Kondisi Geopolitik Global

"Hal tersebut tercermin dari ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang sepanjang 2021 mencapai 32,83 miliar Dolar AS atau meningkat sebesar 58,48 persen (yoy)," tambah Airlangga.

Selain CPO, hilirisasi komoditas nikel juga memperkuat performa ekspor Indonesia. Dengan pertumbuhan ekspor komoditas nikel dan barang lain berbahan baku nikel (HS 75), mampu tumbuh sebesar 58,89 persen (yoy), menjadi sebesar US$1,28 miliar Dolar AS.

Lebih lanjut, dari 10 besar komoditas utama ekspor, komoditas bijih logam, terak, dan abu (HS 26) mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 96,32 persen (yoy) menjadi sebesar US$6,35 miliar. Diikuti oleh ekspor komoditas besi dan baja (HS 72) yang juga naik signifikan mencapai 92,88 persen (yoy) menjadi senilai US$20,95 miliar.

"Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut. Tercermin pula dari meningkatnya penciptaan nilai tambah pada sektor manufaktur. Terbukti secara kumulatif, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Desember 2021 naik 35,11 persen (yoy) menjadi sebesar US$177,11 miliar," kata Airlangga.

Sebelumnya diberitakan, pada Desember 2021, Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$1,02 miliar. Hal ini membawa tren surplus kembali dapat dipertahankan sejak Mei 2020 atau selama 20 bulan berturut-turut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya