Sri Mulyani Waspadai Gejolak Migor Pengaruhi Harga Makanan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Tangkapan layar.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai adanya tekanan pada harga makanan di Indonesia pada tahun ini. Hal tersebut dampak dari gejolak harga minyak goreng di masyarakat. 

Daftar Harga Pangan 27 Maret 2024: Beras Premium hingga Cabai Naik

Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Sri mengungkapkan, inflasi RI relatif terjaga pada 2021. Namun, berkah kenaikan harga komoditas dunia yang memengaruhi harga minyak goreng harus diwaspadai.

“Inflasi kita Alhamdulillah relative masih mild. Namun, kita juga harus melihat beberapa tekanan dari commodity price merembes ke dalam," ujar Sri, Rabu, 19 Januari 2022.  

Luhut Jamin Pemerintah Bayar Klaim Rafaksi Minyak Goreng Rp 474,8 Miliar ke Pengusaha

"Seperti CPO (Crude Palm Oil) kepada minyak goreng di Indonesia, kita juga harus hati-hati agar tidak menimbulkan tekanan pada food price di Indonesia,” tambahnya.

Minyak goreng curah di Pasar Palmerah, Jakarta.

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito
Rafaksi Minyak Goreng Harus Segera Rampung, Luhut: Supaya Pedagang Tidak Rugi!

Secara garis besar Sri mengungkapkan, pemulihan ekonomi RI terdampak COVID-19 relatif kuat saat ini. Hal tersebut tercermin dari kinerja ekonomi 2021.

“(Pertumbuhan ekonomi) Indonesia dari 7,1 persen menjadi 3,5 persen (kuartal III-2021). Namun kita lihat di kuartal IV, semoga pemulihannya cukup baik,” tambahnya.

Adapun terkait suku bunga, negara-negara lain juga mengalami kenaikan pada proses pemulihan ekonomi ini. Namun, dalam forum KSSK, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, melihat secara detail dalam berbagai aspek ekonomi mulai membaik.

Lebih lanjut menurutnya, Kemenkeu akan berfokus mengakselerasi pemulihan agar tetap kuat. Sehingga dapat bertahan apabila terjadi tekanan harga yang kemungkinan akan terjadi di tahun ini.

Sementara itu, pada pasar keuangan saat ini relatif terjaga. Hal ini terlihat pada kredit gross di perbankan. Kemudian kebijakan fiskal saat ini masih menjadi motor penggerak utama ekonomi Indonesia.

“Kalau sekarang yang lain sudah mulai tumbuh seperti investment dan perbankan. Maka kita akan lihat mesin pertumbuhan pemulihan itu mulai terbagi dan terdistribusikan lebih baik,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya