Tanggapi Faisal Basri, Jubir Pastikan Tambang Milik Luhut Ikuti Amdal

Tambang batu bara
Sumber :
  • www.warwick.ac.uk

VIVA – Dalam kritiknya terhadap proyek pembangunan ibu kota negara (IKN), Ekonom Faisal Basri sempat mengusulkan dilakukan audit terhadap adanya lubang-lubang bekas tambang di sekitar kawasan tersebut. Di mana salah satunya diduga perusahaan tambang milik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Proyek Kereta Cepat Dilanjutkan Sampai Surabaya, Luhut Bentuk Tim Percepatan dengan China

Menanggapi hal tersebut, Luhut melalui Juru Bicaranya, Jodi Mahardi, menegaskan bahwa sang menteri tidak memiliki lubang atau lahan tambang di kawasan IKN yang berada di Kalimantan Timur tersebut, apalagi dengan Analisis dampak lingkungan (Amdal) yang tidak baik. 

"Kalau tambang dimaksud adalah tambang masih aktif ya pasti masih dalam bentuk lubang yang namanya pit," kata Jodi saat dihubungi VIVA, Senin 24 Januari 2022.

Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

Baca juga: Rekomendasi Saham Hari Ini, IHSG Diprediksi Menguat Awal Pekan

"Sedangkan jika tambang sudah tutup, maka harus sesuai dengan rencana reklamasi dan penutupan tambang, yang  ada di amdal," ujarnya.

Pindah ke IKN, Erick Tawarkan 13 Aset BUMN di Monas ke Pengusaha Hong Kong 

Jodi menambahkan, ada jaminan reklamasi dan jaminan tutup tambang yang dibayarkan perusahaan ke pemerintah, untuk memastikan perusahaan melakukan kewajibannya pada saat tambang sudah selesai.

Dia mengaku, Luhut sendiri telah menekankan mengenai pengelolaan lingkungan harus menjadi prioritas utama. Pada 2020-2021, lanjut Jodi, Kutai Energi sebagai perusahaan tambang yang mayoritas dimiliki oleh Luhut bahkan telah memperoleh penghargaan peringkat Hijau dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup dari Gubernur Kalimantan Timur.

Jubir Luhur, Jodi Mahardi (Foto/Twitter/JodiMahard)i

Photo :
  • vstory

"Hal yang tidak akan diperoleh kalau pengelolaan lingkungannya tidak baik," kata Jodi.

Karenanya, Jodi pun meminta kepada ekonom Faisal Basri, untuk lebih memperjelas lubang bekas tambang mana yang dimaksud, agar tidak menjadi fitnah.

"Pak Faisal (Basri) perlu memperjelas mana lubang bekas tambang yang dimaksud, agar tidak menjadi fitnah," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya