Laba Bersih BNI 2021 Naik Tiga Kali Lipat, Dirut Ungkap Sebabnya

Gedung BNI
Sumber :
  • BNI

VIVA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melaporkan kinerja positif di 2021. Laba bersih tercatat mencapai Rp10,89 triliun atau tumbuh 232,2 persen secara year-on-year (yoy).

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 344,2 Triliun

"Tiga kali lipat dari profit tahun 2020," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam telekonferensi, Rabu 26 Januari 2022.

Royke mengatakan, laba bersih pada kinerja BNI tahun 2021 itu mampu melampaui ekspektasi pasar, dan dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8 persen yoy. "Sehingga mencapai Rp31,06 triliun," ujarnya.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Dia mengklaim, capaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, lanjut Royke, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan, dan kebijakan yang efektif juga membuat cost of credit membaik menjadi 3,3 persen.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

Peningkatan pendapatan operasional BNI dihasilkan dari pertumbuhan kredit yang sehat sebesar 5,3 persen yoy, menjadi Rp 582,44 triliun. Kemudian ada juga dari Net Interest Margin (NIM) yang tangguh di level 4,7 persen, serta pendapatan berbasis komisi (FBI) yang pada akhir tahun 2021 tercatat tumbuh 12,8 persen yoy.

"Kami menutup tahun 2021 dengan peningkatan laba bersih tiga kali lipat dari perolehan 2020, dan kami yakin itu sudah berada di atas ekspektasi pasar. Kami pun sepenuhnya memahami bahwa ada ruang untuk peningkatan lebih baik lagi depan,” kata Royke.

Pendorong utama kredit selama tahun 2021 diakui Royke berasal dari penyaluran di sektor Business Banking, terutama pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp180,4 triliun.

Selain itu, segmen Large Commercial juga tumbuh 10,4 persen yoy menjadi Rp40,9 triliun, dan segmen kecil juga tumbuh 12,9 persen yoy dengan nilai kredit Rp95,8 triliun. Secara keseluruhan, kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 4,5 persen yoy menjadi Rp482,4 triliun.

"Sementara di sektor Consumer, kredit terbesar yang tumbuh adalah kredit payroll yang naik 18,3 persen yoy menjadi Rp35,8 triliun. Kemudian kredit kepemilikan rumah (mortgage) juga tumbuh 7,7 persen yoy menjadi Rp49,6 triliun, sehingga secara keseluruhan kredit consumer tumbuh 10,1 persen yoy menjadi Rp99 triliun," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya