Pebisnis AS dan Eropa Putus Hubungan dengan Rusia, Bagaimana China?

Alibaba Cloud
Sumber :

VIVA – Serangan demi serangan terus dilakukan pasukan Rusia ke kota-kota di Ukraina. Situasi tersebut membuat semua negara mengutuk aksi tersebut dan meminta Rusia menghentikan agresi ke negara tetangganya itu.

Serang Israel, Uni Eropa Bakal Jatuhi Iran Sanksi

Bahkan, dalam upaya menghentikan serangan tersebut sejumlah negara berikan sanksi kepada Rusia. Termasuk perusahaan Amerika dan Eropa yang memutuskan hubungan dengan Rusia atau mengurangi bisnisnya sejak menginvasi Ukraina.

Namun, dari sejumlah perusahaan yang telah ikut melakukan sanksi, beberapa perusahaan teknologi China tetap tak mengambil sikap, atau bahkan bisu melihat situasi yang ada di Ukraina.

China Dilanda Banjir Bandang, 4 Orang Tewas dan 10 Hilang

Baca juga: Putin Siagakan Nuklir Saat Invasi Ukraina, Ancaman atau Taktik?

Dikutip dari CNBC pada Jumat, 4 Maret 2022, satu dari sembilan perusahaan teknologi asal China mau menjawab komentarnya tentang hal tersebut. Dan sembilan lainnya menolak berkomentar.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Sementara para pemimpin di AS, Eropa dan Asia telah mengecam dan memberi sanksi kepada Rusia dan Presiden Vladimir Putin, tapi China tetap menolak menyebut serangan itu sebagai invasi.

Adapun untuk, Apple mengatakan bahwa mereka berhenti menjual produknya di Rusia. Raksasa iPhone juga mengatakan bahwa mereka menghapus outlet media yang didukung pemerintah Rusia RT News dan Sputnik News dari App Store-nya di seluruh dunia kecuali Rusia.

Lalu, Google juga telah menghapus kedua outlet berita pemerintah Rusia itu dari Play Store di Eropa juga.

Kemudian, Nike melakukan pembelian online atas barang-barangnya yang tidak tersedia di Rusia dengan mengatakan bahwa mereka tidak dapat menjamin pengiriman barang di negara tersebut. 

Sementara itu, studio film besar termasuk Disney dan Warner Bros menghentikan perilisan teater film-film mendatang di Rusia.

Perusahaan energi seperti BP telah menarik diri dari investasi Rusia sementara Visa dan Mastercard telah memblokir lembaga keuangan Rusia dari jaringan pembayaran mereka.

Perusahaan China Diam

Huawei Makin Terpuruk, Vivo Kangkagi Xiaomi dan Oppo.

Photo :
  • upstation.asia

Seperti diketahui, China dan Rusia telah tumbuh lebih dekat selama beberapa bulan terakhir. Pada Desember, Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Putin. 

Presiden Rusia menyebut Xi sebagai “sahabatnya” dan mengatakan hubungan antara kedua negara telah mencapai tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

China belum bereaksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina dengan kecaman dan sanksi seperti kekuatan Barat. Para pejabat telah menghindari menyebut serangan itu sebagai invasi dan malah mengalihkan kesalahan itu ke AS.

Regulator perbankan dan asuransi China mengatakan pihaknya menentang dan tidak akan bergabung dengan sanksi keuangan terhadap Rusia.

Sementara banyak perusahaan Barat telah berbicara menentang perang dan mengurangi bisnis di Rusia, perusahaan-perusahaan China tetap diam dan mengambil sedikit tindakan.

“Untuk perusahaan China, bayangan hubungan China-Rusia tampak besar. Perusahaan-perusahaan ini tidak ingin membuat marah Beijing dengan mengambil sikap politik,” kata pendiri Center for Innovating the Future, Abishur Prakash.

Ilustrasi Joget TikTok

Photo :

Pembuat elektronik konsumen Huawei, Xiaomi dan Honor, menolak berkomentar ketika dihubungi oleh CNBC. Lalu, pembuat smartphone Oppo tidak membalas beberapa permintaan komentar.

Realme, yang merupakan pemain smartphone terbesar keempat di Rusia, mengatakan masih memantau situasi dengan cermat dan menunggu informasi lebih lanjut.

Sementara itu, Alibaba menolak berkomentar. Perusahaan China memiliki usaha patungan di Rusia dengan perusahaan internet Mail.ru Group, operator telekomunikasi seluler Rusia MegaFon dan dana kekayaan negara Russian Direct Investment Fund.

Perusahaan pencarian Baidu dan raksasa game Tencent dan NetEase tidak membalas permintaan komentar.

Perusahaan ride-hailing China Didi juga menganggap RDIF sebagai investor. Perusahaan ini beroperasi di Rusia. Pekan lalu, Didi mengumumkan bahwa mereka akan keluar dari Rusia karena perubahan kondisi pasar, tetapi tidak menyebutkan konflik Ukraina. Tak lama setelah itu, ia berbalik dan mengatakan tidak akan menutup bisnisnya di Rusia.

Sedangkan, TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing, adalah satu-satunya perusahaan China yang mengambil tindakan. TikTok akan membatasi akses ke situs yang dikendalikan Rusia, RT dan Sputnik di Uni Eropa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya