Pupuk Indonesia, Pertamina dan Mitsubishi Kembangkan Energi Hijau

Kerja sama green energi antara Pupuk Indonesia, Pertamina dan Mitsubishi.
Sumber :
  • Dokumentasi Pupuk Indonesia.

VIVA – PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Mitsubishi Corporation  berkolaborasi mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon  Capture Utilization and Storage (CCUS). Kesepakatan ini sejalan dengan target pemerintah menurunkan  emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Kesepakatann kerja sama ini ditandatangani Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Usaha PT  Pertamina Iman Rachman, Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan dan Kepala Perwakilan Mitsubishi Corporation untuk Indonesia, Takuji  Konzo, di Jakarta,  kemarin.  

Penandatangan kerja sama ini juga disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala N Mansury, Asisten Deputi  Bidang Industri Energi, Minyak dan Gas Kementerian BUMN, Abdi Mustakim dan Asisten Deputi Bidang  Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN, Zuryati Simbolon. 

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyatakan, Pupuk Indonesia sangat  menyambut baik kerja sama dengan Pertamina dan Mitsubishi ini. Hal ini sejalan dengan target  Pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap green energy dan mencapai target Net Zero Emission.  

"Dan kami di industri pupuk, telah melakukan sejumlah inisiatif untuk dapat mendukung program  Pemerintah tersebut, salah satunya adalah pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai salah satu  sumber energi untuk pabrik kami di Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik," ujar Bakir dikutip dari keteranganya, Jumat, 4 Maret 2022.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Dia mengungkapkan bahwa di industri pupuk sangat optimis terhadap pengembangan green hydrogen, green ammonia  maupun blue ammonia. Pengangkutan hydrogen mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dan sangat mahal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biaya pengangkutan yang ekonomis, salah satu alternatifnya adalah mengangkut hydrogen tersebut dalam bentuk ammonia. 

"Pupuk Indonesia sangat berpengalaman dalam mengoperasikan pabrik ammonia dan hal ini merupakan satu advantage. Kami berharap Pupuk  Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan dan pembangunan pabrik green ammonia dan blue ammonia yang akan dikembangkan di Indonesia," tambahnya.

energi hijau

Photo :
  • indoenergi.com

Ia menambahkan, Pupuk Indonesia siap mendukung agenda G20 untuk transisi energi hijau dalam  rangka program dekarbonisasi di Indonesia. 

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan, MoU antara  Pertamina, Pupuk Indonesia dan Mitsubishi merupakan langkah awal bagi kolaborasi ke depannya. MoU ini juga merupakan bagian dari misi Green Industry Cluster yang telah disepakati dan diresmikan oleh PT  Perusahaan Listrik Negara (Persero), Pertamina, dan Pupuk Indonesia sebelumnya.

"Kami sangat berkomitmen untuk memastikan Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca berdasarkan National Determined Contribution (NDC) hingga 29 persen pada 2030, tetapi kami tidak bisa  melakukannya sendirian. Kami tahu bahwa untuk mewujudkannya, kuncinya adalah Partnership," ujar  Pahala. 

Dia menekankan, pada kegiatan Presidensi G20 yang akan berlangsung Oktober mendatang,  Pemerintah Indonesia dan BUMN ingin menunjukkan kepada dunia tentang keberhasilan transisi energi  yang tengah digarap, salah satunya dengan melakukan pensiun dini (early retirement) PLTU batu bara.  Namun, itu semua, dapat terwujud dengan adanya kolaborasi dan sinergi yang kuat antar negara dan  swasta.  

"Kita juga ingin menunjukkan bahwa upaya transisi energi dapat dilakukan bukan hanya melalui pensiun  dini PLTU namun juga dengan cara mengurangi utilisasinya melalui kegiatan cofiring dengan ammonia dan biomassa serta bagaimana pemanfaatan teknologi seperti carbon capture,” lanjutnya. 

Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Iman Rachman yang hadir  mewakili Direktur Utama Pertamina mengatakan, dengan penandatanganan nota kesepahaman ini diharapkan akan 
segera terwujud bentuk kerja sama strategis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan akan  mendukung pencapaian target-target nasional secara masif.  

“Langkah awal untuk mewujudkan pengembangan Blue/Green Hydrogen dan Blue/Green Ammonia di  Indonesia tentunya juga akan menjadi milestone penting untuk membentuk ekosistem industri hijau  yang lebih luas lagi di Indonesia,” ujar Iman.  

Menurut Iman, sejalan dengan program dekarbonisasi Pemerintah, Pertamina melakukan kerja sama  untuk mengembangkan blue/green hydrogen, blue/green ammonia, dan Carbon Capture Utilization and  Storage (CCUS). Dengan difasilitasi produksi milik Pupuk Indonesia dan co-combustion ammonia di  Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. 

Green hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit EBT akan dimanfaatkan untuk memproduksi green  ammonia. Sedangkan blue hydrogen yang dihasilkan dari pembangkit low carbon dengan carbon emission treatment facility akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia, yang dapat dimanfaatkan  untuk co-combustion ammonia PLTU batu bara. 

"Semoga semangat, kerja keras dan komitmen yang telah dilakukan tidak berhenti di sini, namun  pencapaian ini merupakan awal dari perjalanan untuk membawa perubahan global ke arah yang lebih  baik," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya