Bank Indonesia Laporkan Rupiah Menguat, Inflasi Terkendali

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA – Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. Hal yang dilaporkan berupa nilai tukar rupiah dan inflasi.

Harga Pangan Naik Gegara Perang Israel Vs Iran?

Hal tersebut dilakukan untuk mencermati kondisi perekonomian Indonesia, khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19.

Untuk perkembangan nilai tukar pada Kamis 10 Maret 2022 rupiah ditutup menguat di level Rp Rp14.275 per dolar AS. Sedangkan, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun, turun sebesar 6,72 persen. Untuk DXY atau indeks dolar, menguat ke level 98,51, dan yield US treasury note 10 tahun naik ke level 1,986 persen.

Aksi Pelemparan Batu Warnai Pembongkaran Pasar Kutabumi Tangerang

Kepala Departemen Komunikasi, Erwin Haryono menjelaskan untuk nilai tukar rupiah pada Jumat pagi 11 Maret dibuka menguat di level Rp14.270 per dolar AS. Dan yield SBN 10 tahun stabil pada level 6,72 persen. Kemudian untuk modal asing di minggu kedua Maret pada premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun turun.

“Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 106,04 bps per 10 Maret 2022 dari 114,91 bps per 4 Maret 2022, sejalan meredanya sentimen risk off di pasar keuangan global,” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat 11 Maret 2022.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Adapun berdasarkan data transaksi 7-9 Maret 2022 non residen di pasar keuangan domestik jual neto Rp21,46 triliun. Yang terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp10,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp10,60 triliun.

“Berdasarkan data setelmen s.d 9 Maret 2022 (ytd), non residen jual neto Rp20,80 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp28,30 triliun di pasar saham,” jelasnya.

Inflasi Maret Diperkirakan 0,48 Persen

Pedagang mengangkut bahan pangan di pasar. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Sementara itu, untuk inflasi Indonesia berada pada level rendah dan terkendali. Di mana berdasarkan survei pemantauan minggu kedua di bulan Maret inflasi tetap terkendali diperkirakan sebesar 0,48 persen mtm.

“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 1,04 persen ytd, dan secara tahunan sebesar 2,48 persen yoy,” paparnya.

Adapun untuk penyumbang inflasi tersebut yaitu ada pada komoditas cabai merah sebesar 0,09 persen secara mtm. Emas perhiasan sebesar 0,05 persen mtm, cabai rawit, telur ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,04 persen mtm.

Selain itu, daging ayam ras, tempe dan sabun cair masing-masing sebesar 0,03 persen secara mtm. Bawang merah, tahu mentah dan daging sapi masing-masing sebesar 0,02 persen mtm.

“Serta jeruk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.  Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu minyak goreng sebesar minus 0,05 persen mtm, dan tomat sebesar  minus 0,01 persen mtm,” jelasnya.

Erwin melanjutkan, dengan hal tersebut BI akan terus memperkuat koordinasi bersama pemerintah dan otoritas terkait. Untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya