Dorong Produk Farmasi Ber-TKDN Tinggi, Pemerintah Lakukan Ini

Pekerja pabrik farmasi tengah mengawasi pengemasan obat.
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA – Industri farmasi mengapresiasi upaya pemerintah yang mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang dilakukan dengan kegiatan business matching. Sebab hal itu dapat mengoptimalkan pembelian produk dalam negeri. 

Vokasi Industri Kemenperin Buka Pendaftaran Sampai 31 Mei

Menteri Perindustrian Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, melalui upaya ini, diharapkan industri farmasi dapat mendongkrak produksi obat dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi dapat terus ditingkatkan. capaian penggunaan produk dalam negeri ditegaskan melalui pengadaan barang dan jasa sebesar 80 persen. 

“Kami harapkan komitmen yang sama dari pengguna wajib produk dalam negeri lainnya untuk menetapkan target capaian penggunaan produk dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Dua Bali, dikutip Rabu, 23 Maret 2022.

Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia

Terkait dengan keikutsertaan industri farmasi dalam business matching ini, Agus menambahkan bahwa langkah inisiatif Pemerintah ini diyakini akan menciptakan efek domino ekonomi untuk UMKM, para petani, dan pedagang bahan baku herbal. Hal tersebutlah yang menjadi bagian dari TKDN industri farmasi

“Apabila setiap aktivitas ekonomi memberikan multiplier efek kepada UMKM, ini akan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian Nasional,” kata ujar Agus.

Suka Pake Viagra Biar Genjreng di Ranjang? Hati-hati, Bisa Mengancam Jiwa

Sementara itu, President Director PT Dexa Medica V Hery Sutanto mengapresiasi atas upaya Pemerintah dalam program Bangga Buatan Indonesia. Apalagi kini ditindaklanjuti dengan business matching.

“Apa yang dilakukan Pemerintah, sangat membantu membangkitkan kemauan industri farmasi dalam memproduksi produk dalam negeri dengan TKDN yang tinggi," ujarnya.

Business matching Industri Farmasi.

Photo :
  • istimewa.

Kemudian menurutnya, melalui kegiatan  ini, potensi belanja pasar domestik untuk kebutuhan produk farmasi semakin terbuka lebar. Komitmen yang dilakukan antara Pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk belanja produk farmasi dalam negeri ber-TKDN tinggi harapannya menjadi kebangkitan kemandirian farmasi Nasional. 

"Yang dampaknya tidak hanya untuk industri, tetapi kami juga bagi mitra binaan para petani yang membudidayakan bahan baku melalui produk Obat Modern Asli Indonesia yang diproduksi oleh Dexa Group,” jelas Hery.

Sementara itu, President Director PT Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandji mengatakan, menurut catatan Kementerian Kesehatan, dari konsumsi 10 molekul obat terbesar dalam negeri, baru empat obat yang mampu diproduksi dalam negeri. Yaitu menurutnya, Paracetamol, Clopidogrel, Omeprazole, dan Atorvastatin.

Sementara itu Cefixime, Amlodipine, Candesartan Cilexetil, Bisoprolol, Lansoprazole, Ceftriaxone belum dapat diproduksi dalam negeri.

“Kami dari PT Ferron Par Pharmaceuticals, telah memproduksi salah satu molekul obat yang dikemukakan Kementerian Kesehatan, yakni Omeprazole. Dengan adanya produksi Omeprazole di dalam negeri, kami mendukung peningkatan TKDN industri farmasi lainnya yang memproduksi obat jadi berbahan baku
Omeprazole," ungkapnya. 

"Ini salah satu upaya kami dari industri untuk mempercepat kemandirian farmasi Nasional yang tidak henti mendapatkan dukungan dari pemerintah,” tambahnya.

Obat Modern Asli Indonesia yang diproduksi oleh Dexa Group merupakan produk ber-TKDN tinggi karena mulai dari bahan baku, produsen bahan baku, peneliti dan proses penelitian, pengembangan, hingga distribusinya berasal dari Indonesia. 

Saat ini, Dexa Group telah memproduksi 63 persen produk OMAI fitofarmaka dari 57 item fitofarmaka yang terdaftar dalam Nomor Izin Edar (NIE) Badan POM. Sementara Obat Herbal Terstandar (OHT) yang diproduksi Dexa Group mencapai 26 peren dari 125 NIE Badan POM.

Director of Research and Business Development PT Dexa Medica Raymond Tjandrawinata menyampaikan, hilirisasi OMAI sebagai produk ber-TKDN tinggi bahkan ada yang mencapai 90 persen. Karena itu sangat berpotensi menjadi substitusi impor bahan baku obat untuk kategori obat tertentu.

Saat ini OMAI Dexa Group telah diekspor ke mancanegara seperti Filipina, Kamboja, Nigeria, dan Myanmar.

“Apabila Pemerintah terus mendorong hilirisasi produk OMAI, maka industri dan peneliti akan berlomba-lomba untuk meneliti, mengembangkan, dan memproduksi bahan baku alam Indonesia menjadi bahan baku obat, sehingga industri OMAI akan semakin maju dan terwujud kemandirian farmasi nasional," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya