Batu Bara Kinclong, Golden Eagle Energy Targetkan Penjualan Naik 20%

Ponton besar bermuatan ribuan ton batu bara. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/MTohamaksun.

VIVA – PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menggelar paparan publik insidentil secara daring hari ini. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk memenuhi permintaan otoritas Bursa sehubungan dengan kenaikan harga saham Perseroan yang signifikan pada Maret 2022. 

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Sampai dengan berita ini diturunkan, Bursa masih menghentikan sementara perdagangan saham Perseroan sejak 23 Maret 2022 sampai dengan pengumuman lebih lanjut. 

Dalam paparan publik tersebut, Direktur Utama SMMT Roza Permana Putra menjelaskan, perseroan berhasil menjalankan beberapa langkah strategis di saat momentum harga dan permintaan batu bara sedang tinggi-tingginya di tahun 2021. Hasilnya, kinerja keuangan dan operasional perseroan tahun 2021 melampaui target yang ditetapkan.

Suzuki GSX-S950 Akhirnya dapat Baju Baru, tapi Harganya Bikin Geleng-geleng Kepala

“Tambang Sumatera untuk pertama kalinya berhasil menembus volume produksi dan penjualan lebih dari 1 juta ton di 2021 atau dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penjualan meningkat 143 persen year on year dan laba bersih menjadi Rp250 miliar," ungkap Roza dikutip dari keterangannya, Jumat, 8 April 2022. 

Dia menjabarkan, dengan kinerja yang positif ini, saldo kas dan setara kas mengalami kenaikan Rp123 miliar menjadi Rp188 miliar. Hal itu diikuti rasio lancar yang membaik menjadi 2,13 kali per posisi 31 Desember 2021. 

Sedan Listrik Wuling Sudah Bisa Dipesan, Harganya Rp200 Jutaan

"Manajemen memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh karyawan dan tim manajemen atas kerja keras selama ini” jelas Roza.

Roza lebih lanjut menambahkan, pencapaian 2021 merupakan respons tepat perusahaan menghadapi situasi kenaikan permintaan batu bara yang tidak terduga. Hal ini juga menggenjot kinerja seluruh karyawan.

Kegiatan produksi Golden Eagle Energy.

Photo :
  • Dokumentasi Golden Eagle Energy.

Karena itu menurutnya, perseroan menargetkan volume produksi dan penjualan 2022 setidaknya 15-20 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan proporsi penjualan domestik yang masih akan mendominasi. 

"Kami juga tentunya akan selalu memenuhi kewajiban DMO yang ditetapkan Pemerintah," ungkapnya.

Terkait lonjakan harga saham SMMT, Roza menyampaikan bahwa Perseroan menyerahkan sepenuhnya pergerakan harga saham kepada mekanisme pasar yang berlaku. 

"Kami percaya bahwa lonjakan harga saham SMMT terutama di bulan Maret 2022 berkolerasi erat dengan pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional Perseroan tahun 2021, yang tercermin dalam laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada Bursa," tambahnya. 

Dia berpedapat, dengan harga komoditas batu baru yang masih tinggi hingga saat ini dan permintaan yang tinggi, adalah yang menjadi booster saham emiten batu bara pada umumnya. 

"Dan wajar bila investor saham menaruh harapan besar pada pertumbuhan laba emiten batu bara di 2022," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya